The Unsung Heroes

09.28 Krisna Savindo 0 Comments

          Sangat jarang yang menyadari segala sesuatunya memiliki manfaat dan hikmah yang lebih, di saat kita berjalan dan menjalani suatu jalan dan kondisi sering terlena dengan kejenuhan yang terlalu cepat untuk di putuskan menjadi hal yang tidak berguna dalam hidup, malah sering kali kita sebagai pemeran sangat sering memberikan lelucon kepada mereka yang telah memberikan manfaat yang sangat besar. Meski tak sepenuhnya yang bermanfaat semua, namun permasalahannya tidak ada yang menyadarinya selama berlangsungnya transfer manfaat itu diberikan, kita hanya sadar di saat manfaat-manfaat yang ditransferkan tersebut kita gunakan untuk membuat diri kita semakin lebih baik dari orang lain. Sadarkah kita bahwa ketika kita mampu berjalan sejauh ini semua tidak terlepas dari semua pengorbanan mereka yang menjadi pendidik, walaupun untuk sampai sejauh ini tidak diterima dari satu orang pendidik saja, tetap lah mereka semua itu satu, yaitu pendidik dan pengajar pada pendidik anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Jika mereka yang sebagai Guru di definisaikan seperti hal tersebut kita teringat masa-masa di mana seorang anak harus mengecap pendidikan sejak dini dimulai dari TK yaitu taman kanak-kanak, di mana seorang anak diperkenal dengan hal-hal yang paling mendasar mulai dari bermain yang edukatif sampai pesan-pesan moral, di tingkat ini mereka para guru lebih dominan terlihat sebagai  orang-orang yang bersahaja, walaupun tetap ada beberapa guru yang terlihat kejam untuk di tingkatan ana-anak yang berumur empat sampai enam tahun, saat itu kita sebagai murid hanya tau kita sedang sekolah di taman kanak-kanak, tk tk tk dan tk, tanpa peduli apa gunanya sekolah di sana yang jelas kita memiliki teman disana dan juga memiliki permainan, semua berjalan begitu saja, tidak pernah ada yang menganjal. Setiap anak satu sama lain tidak jauh berbeda, paling yang membedakan mereka yang harus ditunggu orang tuanya, mereka akan menangis jika orang tua mereka tidak lagi terlihat dari pandangan mereka dan yang lainnya tidak pernah peduli, entah karena berani, atau karena memang yang ada di pikiran mereka bermain dan bermain saja. Guru di tingkatan TK identik dengan para Ibu-ibu atau perempuan sangat jarang ditemukan seorang pria yang menjadi guru di tingkatan TK, parah perempuan tersebut terlihat sangat tangguh dalam menghadapi para anak-anak mereka tetap tersenyum dan tertawa walaupun begitu menjengkelkan dan susah diaturnya mereka yang belum dapat menerima rasionalitas.

       Beranjak dari tingkatan TK menuju Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas, terjadi peningkatan tahapan yang dipelajari, begitu juga dengan mereka para guru. Kesadaran para murid akan besarnya pengorbanan mereka, para murid hanya sering melihat perspektif baiknya seorang guru dari seberapa tidak repotnya mereka para murid dalam menjalani proses belajar mengajar, baik mulai dari tugas, kebebasan ketika belajar, sampai pada hal-hal di mana mereka dapat untuk tidak mengikuti pelajara. namun mereka tidak sadar bahwa bagai mana pun sifat guru dan cara mengajarnya mereka tetap lah guru yang berperan penting dalam pencapaian hidup mereka kelak, sang guru sorang manusia yang begitu luar biasa sehingga para guru diberikan posisi yang istimewa di Indonesia ini.

      Guru, jika guru di artikan seperti yang saya kutip dari wikipedia di atas  ada kontradiktif pada pikiran saya sendiri sebab jika di bahas lebih dalam secara terminologi, guru adalah “Orang yang mendidik”. Pengertian ini memberi kesan bahwa pendidik adalah orang yang melakukan kegiatan dalam bidang mendidik. Dalam bahasa Inggris dijumpai beberapa kata yang berdekatan artinya dengan pendidik, seperti teacher yang diartikan dengan guru atau pengajar dan tutor yang berarti guru pribadi, atau guru yang mengajar di rumah. Dalam bahasa Arab dijumpai juga kata ustadz yang berarti teacher  atau professor, muddaris yang berarti teacher atau instructor yang berarti pelatih, muallim yang juga berarti teacher guru, dan juga kata mu’adib yang berarti educator pendidik. Dalam konteks pendidikan Islam, pendidik disebut dengan murabbi, muallim dan muadih. Kata murabbi berasal dari kata rabba, yurrabi. Kata muallim adalah isim dari allama, sedangkan kata muadib berasal dari adaba, yuadibu. Kata “murabbi” sering dijumpai dalam kalimat yang orientasinya lebih mengarah pada pemeliharaan, baik yang bersifat jasmani atau rohani. Sedangkan untuk istilah “muallim”, pada umumnya dipakai dalam pembicaraan aktivitas yang lebih terfokus pada pemberian atau pemindahan ilmu pengetahuan dari seseorang yang tahu kepada seorang yang tidak tahu. Adapun istilah ”muadib”, menurut Al-Attas lebih luas dari istilah “muallim” dan lebih relevan dengan konsep pendidikan Islam.

      Secara luas guru di artikan menjadi pendidik tidak peduli pendidik formal atau informal karena secara absolut pendidik itu tidak lagi ditemukan hanya dalam sekolah-sekolah baik itu formal maupun non formal, pendidik atau guru begitu luas dan ada di mana-mana, dalam kehidupan sehari-hari pun mereka ada karna siapapun mereka ketika kita terdidik oleh mereka itulah seorang guru yang tak pernah putus hubungannya, hubungan yang terhubung melalui pengetauan. Jika sudah terlihat jelas seperti kondisi seperti yang telah di jelaskan, sahlah mereka para guru disebut pahlawan tanpa tanda jasa, seperti lagunya yang diciptakan sartono
:  
Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku
Tuk pengabdianmu

                            Engkau sabagai pelita dalam kegelapan
                            Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
                            Engkau patriot pahlawan bangsa
                            Tanpa tanda jasa.





       Nyata nya jasa mereka di dalam kehidupan kita saat ini, sangat egois dan picik nya kita untuk tetap tidak mengakui begitu besar pengorbanan mereka, untuk mendidik anak-anak bangsa utuk dapat memberikan yang terbaik untuk bangsa dan negara ini, jika kita lebih sadar lagi akan ketidak sesuaian dari apa segala yang kita lakukan saat ini, sebaiknya segera memperbaiki nya cukup untuk diri sendiri dan harapan mereka, jika dulu kita sering jengkel dan membuat hati mereka bersedih, temui lah mereka  dan minta maaflah sebelum waktu menyatakan untuk semua telah terlambat.

0 komentar: