Thinking Demands in Islam
Kemampuan tafakkur menjadi salah satu ciri paling penting, bukan hanya membedakan manusia dengan makhluk lain, tetapi juga memenuhi syarat untuk melaksanakan peran penting sebagai pembangun peradaban dan pembawa misi. Tafakkur adalah istilah arab untuk berfikir, tafakkur menjembatani persepsi dan konsepsi dari kehidupan dunia ini ke akhirat dari makhluk ke penciptanya, Allah SWT. Tafakkur dapat memotivasi aktivitas eksternal dan internal.(Jamal Badi & Mustapha Tajdin : 2007)
Berfikir menjadi landasan dan modal utama untuk membangkitkan bibit-bibit intelektual, serta memacu semangat untuk terus mau berlomba menyerap ilmu pengetahuan yang dapat memberikan penyelesaian masalah.
Berfikir dalam islam adalah salah satu aktivitas yang selalu di tekankan dalam kehidupan, agar mampu menemukan suatu kebenaran. Dalam sebuah pilihan jalan kehidupan untuk setiap umat dan hambanya, ada beberapa bahasa dari Al-Quran yang sering mengacu pada pemahan atas berfikir seperti:
1. Nazhar (Memperhitungkan, Memikirkan, Memerhatikan)
2. Tabashshur (Memahami)
3. Tadabbur (Merenungkan)
4. Tafaqquh (Memahami sepenuhnya, Sungguh-sungguh mengerti)
5. Tadzakkur (Mencamkan dalam Fikiran atau Hati)
6. I’tibar (Belajar memahami atau memetik pelajaran)
7. Ta’aqqul (Menggunakan pikiran dengan benar)
Dari kata-kata yang ada di atas, tertuliskan dalam (Q.S.Yunus [10]:101) “Perhatikanlah yang ada di langit dan di bumi.” (Q.S.Al-Baqarah [2]: 221) “Dan Dia menjelaskan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka mencamkan dalam pikiran.” Ada juga penegasan bahwa di saat berfikirpun harus dengan benar. “lalu apakah mereka tidak pernah melakukan perjalanan di muka bumi agar mereka menemukan kebijaksanaan dan menyebabkan telinga mereka mendengar.” (Q.S.Al-hajj [22]: 46)
Meredupnya intelektual dari HmI di sadari sejak 50 tahun umur HmI, punahnya tuntutan berfikir dari diri kader HmI berdampak pada hilangnya ketertarikan dengan suasana intelectual exercises dalam forum diskusi.(Drs.H. Agussalim Sitompul : 1997)
Mengembalikan tuntutan berfikir dalam setiap diri kader akan memberikan stimulus dalam pengaktifkan saraf-saraf yang mampu memulihkan semangat untuk menanggapi problematika dan dinamika yang berlangsung, sehingga dalam menanggapi dan menyikapinya akan menimbulkan sebuah forum diskusi yang menampung berbagai macam pemikiran-pemikiran yang dapat di kristalisasi bersama.
0 komentar: