Beloved Motherland

18.16 Krisna Savindo 0 Comments

    Kulihat ibu pertiwi Sedang bersusah hati Air matamu berlinang Mas intanmu terkenang, Hutan gunung sawah lautan Simpanan kekayaan, Kini ibu sedang susah Merintih dan berdoa. Kulihat ibu pertiwi Kami datang berbakti, Lihatlah putra-putrimu Menggembirakan ibu. Ibu kami tetap cinta Putramu yang setia, Menjaga harta pusaka untuk Nusa dan Bangsa.

     Jauh sebelum ada benih sedikitpun yang muncul, iya sudah ada, dan sudah indah dan kaya. Meski paradigma masyarakat banyak memahami bahwa ibu pertiwi adalah Buminya Indonesia, namun di saat kita mengcross cek kembali sejarah Nusantara ini, Ibu pertiwi adalah seorang perempuan kita bisa melihat dari sebuah buku “Jala Sutera” halaman 8-9
"Pada abad keempat tahun 350 masehi, tercatat nama Ratu Pertiwi (Ibu Pertiwi) yang menurunkan silsilah, raja Mulawarman di Kutai dan raja Purnawarman dari Tarumanegara, mengawali kerajaankerajaan di Nusantara ini. Pada abad ketujuh, Prabu Lelehan Pajajaran yang berputra Ciung Wanara yang menjadi raja di Pasundan Jawa barat, dan Aria Banga menguasai Jawa bagian tengah dan timur. Sehingga keturunannya menjadi raja-raja di Majapahit, yang mampu membangun Nusantara sampai ke Cempa di utara dan Madagaskar di barat, sebagian Australia di utara. Adanya istilah Sunda besar di Nusantara dan Sunda kecil di Eropa, mengingatkan kita akan kebesaran dan kejayaan kita saat itu di dunia. Pengaruh kebesaran Sriwijaya sampai ke negeri China melengkapi ke adi dayaan Nusantara lebih dari seribu tahun."

     Meskipun kisah para raja masih samar-samar untuk kita ketahui, ada yang menganggap sebagai mitos, dan juga menganggap memang benar kebaradaannya. Terlepas dari itu semua konsep Ibu Pertiwi yang kita sering dengar, bukan lah sebuah konsep kosong hasil karangan penulis lagunya, namun Ibu Pertiwi memiliki sejarah kisah yang luar biasa memunculkan sebuah maha putra yang menjadi bagian penentu berjalannya bangsa Indonesia ini.

     Pertiwi dalam konteks seorang perempuan, maupun konteks pertiwi hamparan bumi Indonesia, tetaplah menjadi sebuah sosok yang harus dijaga dan lindungi dalam bentuk proses aktivitas dan pengabdian kepada Negri Indonesia.

     Bukan dengki dan iri melihat orang yang kaya karna mengelola sumber daya alam Indonesia, tapi sakit rasanya melihat yang mengelola SDA habis-habisan itu orang asing, orang yang bukan di lahirkan ibu pertiwi, mereka menikmati kekayaan ibu pertiwi sendiri, tanpa ada melihat kondisi bumi ini, yang masih melimpah ruah kemiskinannya, masih ada yang tidak makan, masih ada yang tidak sekolah, dan masih ada yang teraniaya. Terlepas dari sumber daya manusia Negri ini yang belum mampuni untuk beraksi mengelolanya, lantas kenapa harus dipaksakan untuk digarap habis-habisan? kalau memang kita tidak belum mampu, kita juga bisa bersabar, untuk mempersiapkan SDM yang mampuni dan berkualitas, dari pada memaksakan untuk dikelola orang lain, sedangkan Negri ini tidak mendapat apa apa dari pengelolaan tersebut.

     Hal ini masalah Cinta, cinta terhadap negri ini, kecintaan kita sudah hilang, hilang oleh tahta demi segelintir harta pemuas ragawi sesaat, untuk dapat mengikuti permintaan dan keinginan nafsu yang tidak akan pernah mengatakan cukup, ketidak puasan menjadi hal yang dimaklumi sebagai sifat mutlak bagi setiap manusia, tapi apakah kita harus mengikuti terus, atau kita menghalalkan segala cara? dan mengorbankan orang lain untuk memenuhi keinginan nafsu yang tidak pernah memberikan manfaat pada diri kita sendiri.

      Aku tidak tau apakah kecintaan ini hilang apakah kita yang belum memilikinya, kita belum memiliki sense of belonging Negri Indonesia ini, seperti kita memiliki barang atau harta kita sendiri, yang pasti kita akan marah melihat orang lain merusak sesuatu yang kita miliki, kita berani mati untuk mempertahankannya.

     Bukan saya ingin melarang orang untuk memiliki hak asasinya, namun hanya mengingatkan Indonesia sangat indah, lebih indah dari Negri manapun, tapi kenapa kita lebih memilih untuk melihat negri orang lain untuk kita jadikan tempat berlibur, memang berlibur di Indonesia lebih mahal dari pada  berlibur negri lain, tapi kenapa tidak karena yang akan kita perkaya juga orang pribumi, bukan orang asing. Memang masih banyak bantahan dari hal-hal yang saya fikirkan ini tapi tetaplah kecintaan kita sudah tidak ada lagi.

       Terfikir juga dengan para cerdik pandai, yang bekerja di luar Indonesia, bahwa mereka lebih di hargai mahal di sana dari pada di Indonesia, namun tetap saja itu karna kecintaan kita sudah hilang di diseret globalisasi dan mengikuti harta yang tidak akan pernah berlebih. Anak negri ini tidak lagi cinta dengan negrinya sendiri, anak negri ini sudah tidak memiliki nasionalisme lagi, adapun yang cinta dan memiliki nasionalisme, mereka hanya bagian minoritas, yang tidak lagi didengar suaranya.

     Seharusnya kita coba merenung, seperti aku merenungkan kembali, bahwa aku lahir di negri ini, lahir dari putri negri ini, aku memiliki gen berkarakter dari negri ini, aku makan dari negri ini,  menghirup udara segar dari reproduksi negri ini, aku belajar dari alam negri ini, dan sehingga aku tumbuh di negri ini, bagai mana mungkin aku tidak cinta dan pergi dari negri ini Negri Indonesia.

     Tanah airku tidak kulupakan, Kan terkenang selama hidupku, Biarpun saya pergi jauh, Tidak kan hilang dari kalbu, Tanah ku yang kucintai, Engkau kuhargai, Walaupun banyak negri kujalani, Yang masyhur permai dikata orang, Tetapi kampung dan rumahku, Di sanalah kurasa senang, Tanahku tak kulupakan, Engkau kubanggakan.

     Jika Beliau, Ibu Pertiwi masih hidup, ataupun kembali terjaga dari tidur panjangnya, ia pasti tidak akan berhenti mengeluarkan air matanya, melihat putera puterinya kini sudah tidak lagi cinta kepada negri ini, melihat negri ini di rusak oleh putera puterinya, semoga putera puterinya sadara akan semua usaha pendahulunya dalam memperjuangkan negri ini untuk tetap jaya agar melampaui masanya sendiri amin ya robbal alamin... 

     

Teknologi and Economic Islam

10.35 Krisna Savindo 0 Comments

Membahasa sedikit mengenai teknologi. Teknologi bukan menjadi kosakata yang asing saat ini, teknologi telah menjadi suatu hal yang sangat melakat dalam peradaban manusia itu sendiri yang mana telah menjadi penentu arah dan alur kehidupan manusia, sebab teknologi sudah mengiringi umat manusia sehingga sampai pada era globalisasi saat ini.
 
Tak dapat dipungkiri bahwa teknologi telah hadir dalam kehidupan manusia mulai saat manusia bangun dari tidurnya sampai saat manusia itu sendiri kembali tidur. Jadi teknologi itu sendiri menjadi hal yang menarik untuk dibahas dalam kondisi kekinian, yang mana juga sangat perlu dilihat dalam konteks paham ekonomi Islam, di mana Islam juga ikut berkontribusi dalam perdaban perkembangan teknologi itu sendiri.

Teknologi adalah satu ciri yang mendefinisikan hakikat manusia yaitu bagian dari sejarahnya meliputi keseluruhan sejarah. Teknologi, menurut Djoyohadikusumo (1994, 222) berkaitan erat dengan sains (science) dan perekayasaan (engineering). Dengan kata lain, teknologi mengandung dua dimensi, yaitu science dan engineering yang saling berkaitan satu sama lainnya. Sains mengacu pada pemahaman kita tentang dunia nyata sekitar kita, artinya mengenai ciri-ciri dasar pada dimensi ruang, tentang materi dan energi dalam interaksinya satu terhadap lainnya.

Definisi mengenai sains menurut Sardar (1987, 161) adalah sarana pemecahan masalah mendasar dari setiap peradaban. Tanpa sains, lanjut Sardar (1987, 161) suatu peradaban tidak dapat mempertahankan struktur-struktur politik dan sosialnya atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar rakyat dan budayanya. Sebagai perwujudan eksternal suatu epistemologi, sains membentuk lingkungan fisik, intelektual dan budaya serta memajukan cara produksi ekonomis yang dipilih oleh suatu peradaban. Pendeknya, sains, jelas Sardar (1987, 161) adalah sarana yang pada akhirnya mencetak suatu peradaban, dia merupakan ungkapan fisik dari pandangan dunianya. Sedangkan rekayasa, menurut Djoyohadikusumo (1994, 222) menyangkut hal pengetahuan objektif (tentang ruang, materi, energi) yang diterapkan di bidang perancangan (termasuk mengenai peralatan teknisnya). Dengan kata lain, teknologi mencakup teknik dan peralatan untuk menyelenggarakan rancangan yang didasarkan atas hasil sains.

Meninjau kembali dari banyak perspekti tentang teknologi yang secara umum sangat dekat hubungannya dalam ruang lingkup ekonomi, yang mana akan selalu berdampingan dengan pengguna, sebab teknologi menjadi sebuah alat yang diciptakan oleh manusia yang kelak akan menggunakannya pula, namun kembali melihat kenetralan teklogi yang dapat memberikan dampak positif dan negatif terhadap kelangsungan hidup manausia, maka perlunya peninjauan dari sudut pandang Syaria’at Islam yg memiliki sudut pandang selamat dan menyelamatka.

Untuk mengawali pembahasan teknologi dalam ekonomi Islam perlu kita kemballi melihat dan mengenal kembali teknologi itu sendiri secara umum, agar memiliki koperasi yang nantinya mampu memperluas cakupan sudut pandang, salahsatunya kita dapat melihahat definisi dan penggunaan teknologi yang dipaparkan oleh wikipedia sebagai berikut :
Penggunaan istilah 'teknologi' (bahasa Inggris: technology) telah berubah secara signifikan lebih dari 200 tahun terakhir. Sebelum abad ke-20, istilah ini tidaklah lazim dalam bahasa Inggris, dan biasanya merujuk pada penggambaran atau pengkajian seni berguna. Istilah ini seringkali dihubungkan dengan pendidikan teknik. Istilah technology mulai menonjol pada abad ke-20 seiring dengan bergulirnya Revolusi Industri Kedua. Pengertian technology berubah pada permulaan abad ke-20 ketika para ilmuwan sosial Amerika, dimulai oleh Thorstein Veblen, menerjemahkan gagasan-gagasan dari konsep Jerman, Technik, menjadi technology. Dalam bahasa Jerman dan bahasa-bahasa Eropa lainnya, perbedaan hadir di antara Technik dan Technologie yang saat itu justru nihil dalam bahasa Inggris, karena kedua-dua istilah itu biasa diterjemahkan sebagai technology. Pada dasawarsa 1930-an, technology tidak hanya merujuk pada 'pengkajian' seni-seni industri, tetapi juga pada seni-seni industri itu sendiri. Pada tahun 1937, seorang sosiolog Amerika, Read Bain, menulis bahwa technology, "teknologi meliputi semua alat, mesin, aparat, perkakas, senjata, perumahan, pakaian, peranti pengangkut/pemindah dan pengomunikasi, dan keterampilan yang memungkinkan kita menghasilkan semua itu". Definisi yang diajukan Bain masih lazim dipakai oleh kaum terpelajar hingga saat ini, terkhusus ilmuwan sosial. Tetapi ada juga definisi yang sama menonjolnya, yakni definisi teknologi sebagai sains terapan, khususnya di kalangan para ilmuwan dan insinyur, meskipun sebagian besar ilmuwan sosial yang mempelajari teknologi menolak definisi ini. Yang lebih baru, para kaum terpelajar telah meminjam dari para filsuf Eropa, technique, untuk memperluas makna technology ke berbagai macam bentuk nalar instrumental, seperti dalam karya Foucault tentang techniques de soi, yang diterjemahkan sebagai technologies of the self atau teknologi diri.

Teknologi, paling luas, dapat didefinisikan sebagai entitas, benda maupun takbenda, yang diciptakan secara terpadu melalui perbuatan dan pemikiran untuk mencapai suatu nilai. Dalam penggunaan ini, teknologi merujuk pada alat dan mesin yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah di dunia nyata. Ia adalah istilah yang mencakupi banyak hal, dapat juga meliputi alat-alat sederhana, seperti linggis atau sendok kayu, atau mesin-mesin yang rumit, seperti stasiun luar angkasa atau pemercepat partikel. Alat dan mesin tidak mesti berwujud benda; teknologi virtual, seperti perangkat lunak dan metode bisnis, juga termasuk ke dalam definisi teknologi ini.

Kata "teknologi" juga dapat digunakan untuk merujuk sekumpulan teknik-teknik. Dalam konteks ini, ia adalah keadaan pengetahuan manusia saat ini tentang bagaimana cara untuk memadukan sumber-sumber, guna menghasilkan produk-produk yang dikehendaki, menyelesaikan masalah, memenuhi kebutuhan, atau memuaskan keinginan; ia meliputi metode teknis, keterampilan, proses, teknik, perangkat, dan bahan mentah. Ketika dipadukan dengan istilah lain, seperti "teknologi medis" atau "teknologi luar angkasa", ia merujuk pada keadaan pengetahuan dan perangkat disiplin pengetahuan masing-masing. "Teknologi state-of-the-art" (teknologi termutakhir, sekaligus tercanggih) merujuk pada teknologi tinggi yang tersedia bagi kemanusiaan di ranah manapun.
Teknologi dapat dipandang sebagai kegiatan yang membentuk atau mengubah kebudayaan. Selain itu, teknologi adalah terapan matematika, sains, dan berbagai seni untuk faedah kehidupan seperti yang dikenal saat ini. Sebuah contoh modern adalah bangkitnya teknologi komunikasi, yang memperkecil hambatan bagi interaksi sesama manusia, dan sebagai hasilnya, telah membantu melahirkan sub-sub kebudayaan baru; bangkitnya budaya dunia maya yang berbasis pada perkembangan Internet dan komputer. Tidak semua teknologi memperbaiki budaya dalam cara yang kreatif; teknologi dapat juga membantu mempermudah penindasan politik dan peperangan melalui alat seperti pistol atau bedil. Sebagai suatu kegiatan budaya, teknologi memangsa ilmu dan rekayasa, yang masing-masing memformalkan beberapa aspek kerja keras teknologis

Antara Sains dan Teknologi memiliki keterkaitan yang sangat erat juga mempunyai peran dan fungsi yang sama. Keterkaitan antara sains dan teknologi adalah keberadaan teknologi merupakan aplikasi seluruh konsep yang terdapat di dalam sains. Adapun dalam hal peran dan fungsinya, sains dan teknologi sama-sama sebagai sarana (tools)  untuk menggali sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia di dunia.

Islam tidak pernah mengekang umatnya untuk maju dan modern. Justru Islam sangat mendukung umatnya untuk melakukan research dan bereksperimentasi dalam hal apapun, termasuk sains dan teknologi. Bagi Islam sains dan teknologi adalah termasuk ayat-ayat Allah yang perlu digali dan dicari keberadaannya. Ayat-ayat Allah yang tersebar di alam semesta ini, dianugerahkan kepada manusia sebagai khalifah di muka bumi untuk dikelolah dan dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Islam sangat menganjurkan kepada umat manusia untuk senantiasa memberdayakan rasionya (i’mal al-aql) guna  memikirkan dan merenungkan ciptaan-ciptaan Allah Swt yang ada di alam semesta. Ayat al-Quran pertama kali turun adalah surat al-‘Alaq ayat 1-5.

     Pada ayat tersebut Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk membaca yang selanjutnya  harus dilakukan oleh umatnya. Perintah tersebut mengandung arti agar umat Islam melakukan pengkajian (tadabbur), penalaran (i’mal al-‘aql), pengamatan secara empiris (ibshar),memahami (tafaqquh), berpikir (tafakkur), dan perenungan dan kontemplasi (tadzakkur). Keenam langkah tersebut adalah interpretasi dari kata Iqra’ yang terdapat dalam al-Quran surat al-‘Alaq ayat pertama.Dengan melakukan pengamatan secara empiris di lapangan, maka akan lahir ilmu pengetahuan yang positif, yaitu pengetahuan tentang realitas obyektif (ayatun bayyinah) yang menimbulkan sains-sains baru seperti sains fisika, biologi, kimia, astronomi dan sains-sains lainnya yang sekarang telah tersebar dan berkembang di muka bumi.

Keberhasilan sains Barat dalam memajukan ilmu pengetahuan, ternyata tidak sebanding dengan manfaat yang diperoleh manusia secara keseluruhan. Apa yang telah dilakukan saintis Barat, sesungguhnya bukan sekedar membangun kemajuan teknologi yang dibanggakan. Lebih dari pada itu, para saintis Barat telah mengantarkan kehidupan manusia pada gerbang kehancuran, karena dari pencapaian tersebut kehidupan manusia semakin mengalami malapetaka yang tidak terbantahkan.

Kondisi tersebut telah lama difikirkan oleh para pemikir optimisme kebudayaan di mana mereka pada walnya telah berfikir bahwa pengetahuan yang berkenbang seperti teknologi manusia pasti akan membuat kemajuanbesar, namun pemikiran seperti itu berubah beriringnya berlalu satu dasawarsa, yang mana tidak lagi diyakini akan sepenuhnya membawa kebaikan.

Pada tataran yang lebih luas, sebagian saintis sudah ada yang mulai terbongkar epistemologinya. Sebagai sebuah contoh dapat kita lihat dari tokoh semisal Richard Tarnas dan Thomas S. Khun. Richard Tarnas menyatakan bahwa sains Barat saat ini sedang memasuki “krisis global” sebuah krisis yang multidimensional yang mengakibatkan kehidupan manusia semakin terpuruk. Sains memang telah berhasil membantu manusia dalam mensejahterakan hidup, akan tetapi akibat yang ditimbulkan jauh lebih parah dibandingkan dengan kemajuannya.Menurut konsep kaidah fiqih Islam:
 “Mencegah kerusakan dari sesuatu harus lebih didahulukan dari pada menarik manfaat dari sesuatu tersebut”.

Melihat  kondisi demikian, saintis Islam tidak perlu mencontoh apa yang telah diraih oleh santis Barat.Mengingat paradigma yang dibangun dalam sains Barat tidak berbasiskan pada nilai dan etika.
Sains Islam sebagaimana dibuktikan dari sejarahnya, jelas berusaha untuk menjunjung dan mengembangkan nilai-nilai dari pandangan dunianya dan peradaban Islam, tidak seperti sains barat yang berusaha mengesampingkan semua masalah yang menyangkut nilai-nilai.Ciri yang unik dari sains Islam berasal dari penekanannya akan kesatuan agama dengan sains, pengetahuan dengan nilai-nilai, fisika dengan metafisika.Penekanannya pada keragaman metode dan penggunaan sarana-sarana yang benar untuk meraih cita-cita yang benar itulah yang memberikan gaya yang khas pada sains Islam, dan keharmonisan menjadi ciri utamanya.

Menurut konsep Islam sains dan teknologi harus berorientasi pada nilai-nilai berikut :

1.      Ilmu pengetahuan dipergunakan sebagai sarana (tools) untuk menyempurnkan ibadah kepada Allah, karena tujuan Allah menciptakan jindan manusia adalah untuk beribadah kepadanya. QS. Adzariyat : 56
2.      Alam semesta beserta isinya hak milik mutlak Allah Swt. QS. Thaha: 6
3.      Alam semesta beserta isinya merupakan nikmat Allah Swt. Yang dianugerahkan kepada umat manusia. QS.Luqman:20
4.      Alam yang dikaruniakan Allah Swt. harus dinikmati dan dimanfaatkan dengan tidak melampaui batas-batas ketentuan-Nya. QS. Al-A’raf : 31.
5.      Ilmu pengetahuan dan teknologi yang digunakan tidak boleh menimbulkan kerusakan (mafsadah) apalagi mengancam kehidupan manusia. QS.Al-Ankabut: 36.
6.      Ilmu pengetahuan dan teknologi dipergunakan untuk mndapatkan kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. QS. Al-Baqarah: 201.

Salah satu sumbangsih Islam yang sangat besar bagi dunia modern sekarang, adalah mewariskan sejumlah teori tentang alam semesta dan cara-cara mengaplikasikan pengetahuan tentangnya. Sarjana-sarjana Muslim pada sekitar abad 9 – 13 M  telah banyak mencontohkan dan mengujicobakan hubungan ilmu pengetahuan (sains) dengan cara penerapannya (teknologi).

Mereka bukan hanya ditopang oleh pengetahuan dan pengalamannya, tetapi juga anugerah yang melimpah dengan mendapat fasilitas dari pemerintahan, terutama pada masa-masa kejayaan Abbasiyah di Baghdad. Sebelum melahirkan teknologi, pengembangan sains lebih dahulu mereka peroleh, bukan hanya dari hasil-hasil temuan mereka sendiri, tetapi juga mereka peroleh dari sejumlah sumber yang berasal bukan hanya dari dalam doktrin Islam saja.Kebanyakan pengetahuan tentang hukum-hukum alam, ilmu ukur dan matematika, fisika dan geometrika sampai ilmu gaya dan berat mengenai macam-macam benda, mereka peroleh dari warisan Yunani, Persia, India dan Mesir. Pengetahuan sains ini mereka kuasai terlebih dahulu sebelum mengembangkan teknologi. Karena ilmu-ilmu tersebut adalah sebagai dasar-dasar bagi pengembangan teknologi.

Beberapa contoh sains dan teknologi Islam, yang berkait erat dengan warisan Hellenisme Yunani adalah filsafat, astronomi, fisika, geometrika, kimia, pertambangan, matematika, kedokteran, pertanian dan lain sebagainya. Dalam bidang matematika kontribusi Islam telah mengenalkan sistem bilangan India, dengan mengenalkan bilangan baru nol (0) dengan sebuah titik (.).Hal ini telah mempermudah bagi proses penghitungan berikutnya, sekalipun dengan jumlah kelipatan yang sangat panjang. Penulis bilangan pertama adalah Muhammad bin Musa al-Khawarizm (w.875), selanjutnya Abul Hasan al-Uqdisy (w.953), Umar Khayyam (w.1131). Sedangkan dalam bidang astronomi pengaruh Babilonia dan India sangat terasa, apalagi sejak diterjemahkan risalah India, Siddhanta ilmu perbintangan para raja sejak tahun 711M di Baghdad. Abu Ma’syar al-Falaky al-Balkhy merupakan salah satu tokoh yang paling terkenal dalam membuat ramalan-ramalan perbintangan, karyanya , Kitab al-Uluf.


Adapun tokoh tokoh terkenal lainnya yg juga memiliki kontribusi pada sains dan teknologi yaitu seperti dalam bidang fisika yang paling menonjol adalah mengenai teori optic yang dikembangkan oleh Ibn al-Haitsam, al-Khaziny (w. 1040 M) juga mengurai tentang gaya grafitasi spesifik dan juga Muhammad Ibn Zakaria Ar-Razi  (865-925 M) telah menggunakan alat-alat khusus untuk melakukan proses-proses yang lazim dilakukan oleh ahli kimia, misalnya distilasi, kristalisasi, kalsinasi, dan sebagainya.
Di dunia Barat, Ar-Razi juga dikenal sebagai ahli di bidang ilmu kedokteran, sama halnya dengan Ibnu Sina, sehingga gambaran kedua ilmuwan Muslim ini dapat menghiasi Fakultas Kedokteran Universitas Paris. Ia juga dianggap sebagai orang yang menemukan benang fontanel  (yang dipakai dalam ilmu bedah). Ibn Khaldun nama lengkapnya Waliyuddin Abdurrahman Ibn Khaldun Al-Hamdhami dari Tunisia. Dia dikenal sebagai ilmuwan Muslim dalam bidang sosiologi, sejarah, dan filsafat. Dunia Barat mengakuinya sebagai perintis ilmu dan pakar di bidang sosiologi modern. Bukunya yang berjudul “Muqaddimah”, merupakan bagian dari karyanya yang terbesar, dan Masih banyak penemu dan pakar di bidang sains dan teknologi yang hidup di dunia Islam.

Sains dan teknologi pun juga sudah jauh muncul sebelum masehi dimana adanya korelasi antra Teknologi dengan islam itu sendiri. Yang mana korelasi tersebut dapat kita lihat pada ayat Al-Qur’an dari sebuah Surat Al-Anbiyaa ayat ke-80:
وَعَلَّمْنَاهُ صَنْعَةَ لَبُوسٍ لَكُمْ لِتُحْصِنَكُمْ مِنْ بَأْسِكُمْ فَهَلْ أَنْتُمْ شَاكِرُونَ
    Artinya: Dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu dalam peperanganmu; Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah).
Menurut tafsir yang ada pada kitab Al-Qurthubi, ayat ini merupakan pokok landasan tentang upaya pembuatan alat-alat dan sebab-sebab. Allah Ta’ala telah mengabarkan tentang Nabi Daud AS, bahwa ia membuat baju besi, teropong, dan makan dari hasil kerjanya sendiri. Sementara Adam adalah seorang petani, Nuh seorang tukang kayu, Luqman seorang penjahit, dan Thalut adalah penyamak kulit

Jadi, berdasarkan tafsir di atas Islam menganjurkan untuk menciptakan atau menggunakan alat yang dapat memudahkan pekerjaan kita. Itulah teknologi, dan ternyata ide pemanfaatan teknologi ini ada di dalam Al-Qur’an. Teknologi itu memang memiliki dua sisi. Dia bisa bermanfaat jika digunakan dengan tujuan yang baik, atau bisa menjadi musuh jika digunakan untuk tujuan yang tidak baik.

Berangkat dari kedudukan sains dan tekhnologi pada saat ini tekhnologi itu sendiri sudah menjadi alat yang membantu kehidupan manusia mulai dari membantu dalam memproduksi hingga memproduksi tekhnologi itu kembali yang mana akan menjadi sebuah konsumsi bagi umat manusia maka oleh karena itu perlunya melihat maslahah dari tekhnologi yang di konsumsi. 

A.    Maslahah dalam Konsumsi Tekhnologi
Asumsi menyatakan konsumen akan cenderung untuk memilih barang atau tekhnologi yang memberikan maslahah yang besar pada diri sendiri dengan keyakinan bahwa ada kehidupan dan pembalasan yang adil di akhirat, serta informasi yang berasal dari allah adalah sempurna akan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kegiatan konsumsi yang mana kandungan dari maslahah terdiri dari manfaat dan berkah. Sebab dalam ekonomi islam konsumen harus mempertimbangkan manfaat dan berkah yang di hasilkan dari produk atau tekhnologi yang di konsumsinya, salah satu contohnya yang sangat dekat dalam kehidupan kita ketika kita menonoton tv di pagi hari maka ia bisa memilih bermacam-macam chanel, di antaranya  berita politik dan hukum, berita kriminal, film kartun, hiburan musik atau siaran lainnya. Namun sebagai konsumen yang selalu mempertimbangkan manfaat dan berkah yang di konsumsinya maka chanel yang akan di pilih yang memberikan manfaat atau maslahah yang besar, contoh lain dalam bidang tekhnologi juga dapat kita lihat antara laptop dan tablet secara nilai konsumsi tetap harus di pertimbangkan dalam penggunaannya sebelum membeli salah satu atau keduanya, dalam kehidupan nyata banyak orang memiliki laptop dan tablet namun ketika dalam fungsi dan penggunaannya tidaklah jauh berbeda terkadang malah di antara keduanya ada yang tidak terpakai sehingga barang tersebut ada yang tidak berdaya guna sehingga terlihat mengahmbur-hamburkan harta secara boros seperti yang di tegaskan dalam al-qur’ann surat al-isra’ ayat 26 yang artinya “dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat juga kepada orang miskin yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros”. Seharusnya sebagai konsumen yang baik tetap harus memilih di antara laptop dan tablet untuk di gunakan dengan mencari maslahah yang besar di antaranya yang mana untuk menilai hal tersebut penjumlahan antara manfaat dan berkah sehingga dapat memberikan penilaian dalam menentukan tekhnologi mana yang akan di beli untuk di gunakan. Pada kondisi ini pula dapat di pertimbangkan antara kebutuhan dan keinginan dengan karakteristik sumber menjadi fitrah manusia pada kebutuhan hasil manfaat dan berkah pada kebutuhan ukuran menjadi fungsi pada kebutuhan, sifat haruslah objektif dan tuntunan islam di penuhi dalam kebutuhan, pada ini semua berfungsi untuk menanggulangi kenetralan tekhnologi yang kita konsumsi sehingga apa yang kita konsumsi pun tidak menjadi ssesuatu yang tidak bermanfaat.

B.     Tekhnologi dan Produsen
Tujuan produksi menurut islam menyediakan barang dan jasa yang memberikan maslahah maksimuum bagi konsumen secara lebih spesifik tujuan produksi adalah meningkatkan kemaslahatan yang bisa di wujudkan berbagai bentuk di antaranya:
1.      Pemenuhan kebutuhan manusia pada tingkat moderat; yang mana pemenuhan sarana kebutuhan manusia pada takaran moderat yang mana tekhnologi atau barang yang di produksi menjadi suatu kebutuhan untuk tujuan memberikan manfaat ril yang islami, bukan sekedar memberikan kepuasan maksimum bagi konsumen.
2.      Menentukan kebutuhan masyrakat dan pemenuhannya; dari sini di jelaskan kuantitas produksi tidak akan berlebihan tetapi hanya sebatas kebutuhan yang wajar yang mana ketika lebih maka akan muncul kemubaziran.
3.      Menyiapkan barang atau tekhnologi di masa depan; di sini produssen di tuntut proaktif dalam memproduksi atau mengembangkan tekhnologi kreatif dan inovatif yang akan di butuhkan oleh manusia.
4.      Pemenuhan saran bagi kegiatan sosial dan ibadah kepada Allah; hal ini menjaadi tujuan terakhir merupakan tujuan produksi yang paling orisinal dari ajaran islam dengan kata lain tujuan produksi adalah mendapatkan berkah, yang secara fisik belum tentu di rasakan oleh penguasa itu sendiri, dan produksi juga tidak akan selalu menghasilkan keuntungan material.

C.    Formulasi Maslahah Bagi Produsen
Melihat perlunya maslahah dalam konsumsi, maka perlu juga melihat bagaimana maslahah bagi produsen dalam memproduksi tekhnologi. Dalam penghitungan maslahah bagi produsen dapat di hitung dengan dari keuntungan atau profit di jumlahkan dengan berkah dari produksi.  

     Teknologi sebagai alat yang sudah sejak lama beriringan jalan dengan umat manusia yang selalu berkembang dan terus memiliki inovasi-inovasi, yang mada pada saat ini teknologi itu sendiri selalu hadir di manapun kita berada, karna teknologi keberadaannya di perumtukan kepada umat manusia dalam mempermudah segalahal, menghapus batasan-batasan dll. Namun teknologi tetaplah teknologi, ia memiliki ke netralan, hakikat kenetralan teknologi itu dapat mengakibatkan kebaikan dan dapat pula mengakibatkan keburukan. Sejak lama pula teknologi sudah banyak yang di kembangkan, sebagian itulah mereka para tokoh-tokoh islam yang telah di  sampaikan tadi, para tokoh tersebut dalam penciptaan, dan pengmbangan yang mereka lakukan haruslah penuh pertimbangan agar tidak berujung pada keburukan, karna seharusnya teknologi pun di konsumsi dan di produksi hendaklah untuk mendapatkan maslahah agar dapat mencapai falah, sebagai mana yang di jelaskan dalam ekonomi islam.

Romanticism Reflection Role of Youth and Students

02.32 Krisna Savindo 0 Comments


      Pemuda.....
     Ada apa dengan pemuda? Kenapa bukan remaja? Atau kenapa ia tidak disebut orang dewasa? Terlebih lagi jika kita mengingat kembali, kenapa pada tanggal 28 Oktober 1928 para pemuda bersumpah sebagai bukti otentik Bangsa Indonesia di lahirkan?
Dilaksanakan konggres pemuda di mana diikrarkannya Sumpah Pemuda sebagai reaksi atas menjamurnya organisasi-organisai yang bersifat kedaerahan dan statemen yang di lontarkan Hendrikus Colijn -mantan Menteri Urusan Daerah Jajahan, kemudian Perdana Menteri Belanda, juga bekas Veteran perang Aceh dan ajudan Gubernur Jenderal van Heutz. Sekitar tahun 1927–1928-, yang ditulis dalam sebuah pamphlet, yang menyebut Kesatuan Indonesia sebagai suatu konsep kosong. Katanya, masing-masing pulau dan daerah Indonesia ini adalah etnis yang terpisah-pisah sehingga masa depan jajahan ini tak mungkin tanpa dibagi dalam wilayah-wilayah. Namun statemen tersebut di bantah oleh para pemuda dengan diikrarkan Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu Bahasa. Pada saat itu juga untuk pertamakalinya diperdengarkan lagu Indonesia Raya ciptaan W.R. Supratman. Peristiwa ini yang akhirnya kita kenang sebagai hari Sumpah Pemuda.

     Panjangnya sejarah peristiwa Sumpah Pemuda ini diawali dengan didirikannya organisasi Budi Utomo oleh Soetomo pada 20 Mei 1908, sehingga memberikan inspirasi yang membuat berdirinya organisasi dan Partai baru seperti Sarekat Dagang Islam yg menjadi Sarekat Islam oleh Tjokoaminoto, Trikoro Darmo berubah menjadi Jong Java yang di prakarsai oleh Satiman Wiryosanjoyo, dari Timur Lahir Jong Ambon, Jong Celebes, Sekar Rukun, Pemuda Kaum Betawi, dan Tokoh Perhimpunan yang berada di Belanda juga mulai membuat Pergerakan. Pada 15 November 1925 di adakan pertemuan yang di hadiri Jong Java, Jong Sumatranen Bon, Jong Ambon, Jong Bataks Bon, Pelajar Minahasa, Sekar rukun dan Peminat Perorangan untuk membentuk Konggres Pemuda pertama yang terlaksana pada 1926, dalam Konggres ini diusulkan untuk melakukan fusi atau peleburan diantara begitu banyak organisasi pemuda di tanah air untuk menyatukan misi, dikarnakan belum mencapai kesepakatan, maka memicu untuk dilaksanakan Konggres pemuda ke dua, yang diketuai oleh Sugondo Djoyopuspito, dan dilaksanakan pada tanggal 27 hingga 28 Oktober 1928 bertempat jalan Kramat 106 Jakarta. Pada tanggal 28 Oktober nya  hari itu seluruh organisasi pemuda melebur pada satu wadah yang bernama INDONESIA MUDA.

     Peristiwa sumpah pemuda mengandung beberapa esensi yang sangat berarti bagi pergerakan nasional indonesia menuju kemerdekaannya. Diantara esensi-esensi tersebut:
Merupakan tekad sosial-kultural dan politis untuk menyatukan persepsi dalam rangka membebaskan bangsa dan tanah air Indonesia dari penjajahan serta mempertahankan kedaulatannya.

     Menunjukan bahwa di atas tanah air yang berbangsa dan berbahasa Indonesia tak selayaknya ada penjajahan dalam bentuk apapun dan dilakukan siapapun.

     Timbulnya kekuatan kultural yang membongkar kebekuan primodialisme, artinya, ketika membicarakan persoalan bangsa tidak ada lagi jong java, jong ambon, jong Celebes, atau jong borneo, yang ada hanya kaum muda Indonesia yang memiliki satu tanah air, bangsa dan bahasa, yakni Indonesia. Ini berarti tali ikatan primodial harus di lepas demi cita-cita merebut kemerdekaan dan kedaulatan Negara Indonesia.

     Bahwa dengan mengakuinya bahasa dan bangsa satu yaitu Indonesia, tidak berarti bahwa keanekaragaman bahasa daerah harus di lebur, budaya dan keragaman suku bangsa dihapuskan, akan tetapi keanekaragaman bahasa daerah, budaya dan suku bangsa tsb, secara otomatis menjadi aset budaya bangsa yang harus di pelihara, dihormati, di kembangkan, namun dengan atas nama Indonesia. Artinya setiap suku bangsa yang mempunyai budaya, bahasa lokal/daerah harus meyakini bahwa budaya dan bahasa lokal tersebut merupakan milik suku bangsa yang telah mencipta, mengembangkan dan memeliharanya, juga milik bangsa Indonesia keseluruhan, yang berarti juga milik suku bangsa lain yang tidak menciptanya, karena suku-suku lain tersebut merupakan bagian dari bangsa indonesia. Hal ini berarti juga bahwa setiap suku bangsa yang telah menyatakan kesatuannya dalam satu bahasa, satu bangsa dan satu tanah air harus menghormati perbedaan suku, bahasa, budaya lokal atasa nama Indonesia.

      Disamping mengandung esensi tersebut di atas, ada hal lain yang menjadikan peristiwa Sumpah Pemuda ini sangat berarti bagi pergerakan nasional Indonesia, dan ini mungkin banyak yang kurang memperhatikannya, yaitu isi uraian pidato yang menulis rumusan Sumpah Pemuda tersebut, yaitu Moehammad Yamin, tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

     Melihat tekat dan pergerakan yang dilakukan para pemuda, dalam esensi sumpah pemuda, membawa kita kembali berfikir bahwa pemuda pada pra Kemerdekaan sudah mampu menjadi penentu arah dalam perubahan sosial di Negara ini, yang hingga saat ini menjadi sebuah bukti nyata perjuangan yang mereka lakukan menjadi sebuah perjanjian yang dipegang teguh oleh bangsa Indonesia sampai saat ini.

     Proses kelahiran Bangsa Indonesia ini merupakan buah dari perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan kaum kolonialis pada saat itu, kondisi ketertindasan inilah yang kemudian mendorong para pemuda pada saat itu untuk membulatkan tekad demi mengangkat harkat dan martabat hidup orang Indonesia asli, tekad inilah yang menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya 17 tahun kemudian yaitu pada 17 Agustus 1945.

     Fase ini sangat nyata bagi kita semua peranan pemuda yang melekat dalam setiap peristiwa menjadi hal yang sakral, untuk itu perlu kita telusuri nilai-nilai yang dikandung para pemuda di saat itu, yang membuat mereka dengan semangat yang berapi-api, melakukan sebuah gerakan yang menentukan arah bangsanya sendiri.



     Ada sesuatu hal yang spesial dengan pemuda, di mana saat masa orde lama, para tokoh pemuda biasanya sering di sapa dengan Bung, seperti sering kita dengar Dwi Tunggal Indonesia yang pertama kali, lebih akrab disapa dengan Bung Karno, Bung Hatta, Bung Sahrir, dan banyak tokoh-tokoh lainnya, bahkan seorang Natsir pun sempat di sapa Bung Natsir. Sentralnya posisi pemuda sangat strategis sebagai penggerak yang sangat efektif, yang memiliki semangat yang lebih dalam memperjuangkan sesuatu, seperti yang di sampaikan DR.Yusuf Qadhawi.

     Menurut DR.Yusuf Qardhawi Pemuda adalah suatu umur yang memiliki kehebatan sendiri, bagaikan  matahari maka usia muda ibarat jam 12 ketika matahari bersinar paling terang dan paling panas.Pemuda memiliki kekuatan yang lebih secara fisik dan semangat bila dibanding dengan anak kecil atau orang-orang jompo.Pemuda mempunyai potensi yang luar biasa, bisa dikatakan seperti dinamit atau TNT bila diledakan.Subhanallah.

     Ortega G. Yasset juga mengungkapkan, bahwa pemuda adalah agent of change dimana kemapuan dan intelektualitas pemuda memberi sumbang sih yang besar dalam perubahan. Sepaham dengan hal tersebut, Jack Newfield menyebut pemuda sebagai a prophetic minority. Yaitu kaum minoritas dalam masyarakat namun dapat memainkan peran profetik. Dimana kaum muda selalu memandang ke depan dimana hal etrsebut belum dipikirkan masyarakat kebanyakan. Pemuda selalu membawa perubahan di setiap jamannya.

     Dari sebuah golongan pemuda juga memiliki sebuah kelompok, kelompok ini bagian minoritas dari golongan pemuda, dikarnakan sedikitnya jumlah kelompok ini maka sering kelompok ini disebut kaum elit, merekalah yang disebut dengan mahasiswa. Mahasiswa sapaan bagi para pemuda yang sedang menjalani pendidikan di Univesitas atau perguruan tinggi. Mengapa ada pembedaan antara mahasiswa dan pemuda, yang harus kita ketahui bahwa dari sekian banyak pemuda tidak dapat disebut semuanya mahasiswa, namun semua mahasiswa pastilah seorang pemuda. Dalam sejarah kelompok elit mahasiswa juga memiliki peran-peran yang sangat strategis sebagai Agen of change dan Agen of Social control. Mahasiswa mempunyai peranan yang amat penting bagi masyarakat. Selain belajar. Mahasiswa merupakan penyalur aspirasi rakyat ke pemerintah. Mahasiswa mempunyai banyak akses untuk menyalurakan aspirasi rakyat ke pemerintah. Mahasiswa adalah harapan masyarakat, begitulah idealnya Mahasiswa. Tentang status dan peran mahasiwa tergambar dalam Tridarma Perguruan Tinggi yang berisikan pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat.

     Tri Darma Perguruan Tinggi tentunya harus dipahami oleh semua kalangan mahasiswa. Kalau hal itu dipahami, maka perguruan tinggi benar – benar menghasilkan para sarjana yang berkualitas, berdedikasi, dan berintegritas. Dimulai dari fungsinya sebagai insan akademis, insan agama, sampai pada insan kemasyarakatan. Sejarah pun menggoreskan tinta emas tentang peranan mahasiswa Indonesia. Perjalanan sejarah itu dimulai dari 1908 sampai pada 1998. Gerakan mahasiswa telah menjadi fenomena penting dalam perubahan politik yang terjadi di Indonesia. Pada sast itu Mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat berpendidikan dan sehari-harinya bergelut dengan pencarian kebenaran dalam kampus melihat kenyataan yang berbeda dalam kehidupan nasionalnya. Kegelisahan kalangan mahasiswa ini kemudian teraktualisasikan dalam aksi-aksi protes yang kemudian mendorong perubahan yang reformatif dalam sistem politik di Indonesia.

     Mahasiswa sering menjadi konseptor sekaligus aktor dalam penentu, untuk melakukan pergerakan dalam pentas sejarah.

     Perjuangan mahasiswa di kanca sejarah dunia sudah tidak perlu diragukan lagi, banyak peristiwa-peristiawa di Dunia yang menjadi penentu untuk akan dibawa kemana suatu negara tersebut. Peristiwa-peristiwa tersebutdapat kita lihat seperti di Eropa terkhusus di Hungaria, Revolusi menuntut kemerdekaan, kebebasan dan pengusiran Uni Soviet dimotori oleh Dewan mahasiswa Revolusioner melalui Manifesto 14. Mereka berhasil menghimpun 100 ribu massa pada tanggal 23 Oktober 1956. Di Yunani, National union of Greek Students, wadah perjuangan mahasiswa Yunani – berhadapan dengan rezim papandreou menuntut kebebasa, demokrasi, keadilan sosial dan HAM. Union National des Etidiants de France (UNEF) - wadah perjuangan mahasiswa Perancis – memelopori pemogokan umum menyeluruh selama dua bulan pada Mei - Juli 1968. Aksi ini memicu “Krisis Mei” yang tercatat dalam sejarah sebagai krisis paling hebat di Prancis sepanjang abad 20.

     Di Amerika Latin, Pergolakan Mahasiswa di Amerika Latin diinspirasi oleh dan tidak bisa dilepaskan dari peran Kuba dan rezim Fidel Castro. Bolivia misalnya mendapat sorotan dunia ketika Che Guevara - Tokoh muda revolusioner yang sukses bersama Castro menumpas diktator Batista - tewas di sebuah pegunungan Bolivia. Tahun 1928, mahasiwa Bolivia membentuk Confederation Universitaria Boliviana (CUB). Mereka mengusung dua tuntutan yaitu otonomi kampus dan co-goblerno atau partisipasi mahasiswa dalam pemerintahan kampus yang menghadapkan mereka dengan pemerintahan otoriter.

    Di Afrika, Revolusi Aljazair meletus 1 November 1954 menuntut kemerdekaan dari penjajahan Perancis. Rakyat Aljazair merapatkan barisan dalam Front Nasional Pembebasan Rakyat Aljazair. Pada front perlawanan ini terdapat unsur-unsur aktivis mahasiswa yang berperan cukup efektif melakukan mobilisasi pemogokan umum. Sudan, Gerakan mahasiswa di Sudan tergabung dalam University Student’s Union merespon keadaan ekonomi yang sulit karena korupsi yang merebak dari para pejabat negara. Mereka melakukan berbagai aksi demonstrasi menekan rezim Jenderal Abboud tahun 1964. Ketegangan meningkat setelah tentara menembak mati seorang mahasiswa yang berujung pada pemogokan umum dan berhasil memaksa Jenderal Abboud memberhentikan menteri-menteri yang dituding korup dan amoral.

     Di Benua Asia, Pada 27 April 1960 mahasiswa di turki mengadakan pertemuan di Universitas Istambul, menyatakan penghargaan dan selamat atas keberhasilan mahasiswa Korea Selatan menggulingkan rezim Dr. Syngman Rhee. Pertemuan dibubarkan polisi dan 15 orang mahasiswa ditangkap. Mahasiswa marah dan mengerahkan sekitar 10 ribu mahasiswa berdemonstrasi di kampus selama 1 bulan. Kaum intelektual spontan berdiri di belakang gerakan mahasiswa. Tindakan represif aparat mengakibatkan 20 orang mahasiswa tewas dan harus dibayar mahal oleh Rezim Menderes yang korup. Pada tanggal 29 Mei 1960 Pemerintahan Menderes terguling. Di Korea Selatan, Gerakan mahasiswanya menuntut pemilu ulang yang demokratis pada tahun 1960. Demonstrasi yang awalnya tertib menjadi brutal ketika polisi dan tentara justru melakukan tindakan represif. Keadaan semakin kacau ketika kekuatan politik oposisi ikut bergerak. Akhirnya militer mengambil kekuasaan dan menurunkan Dr. Syngman Rhee yang telah berkuasa selama 12 tahun dan telah menciptakan sebuah rezim yang korup dan amoral. Pemerintahan Militer menjadwalkan pemilu ulang. Setelah kembali ke kampus, mahasiswa membentuk sebuah jaringan organisasi mahasiswa untuk melakukan pemantauan pemilu.

     Di Indonesia, Krisis moneter di pertengahan tahun 1997 menghancurkan legitimasi kekuasaan rezim Soeharto yang semakin korup, kolutif dan nepotis. Selain itu juga Tuntutan mahasiswa untuk melakukan reformasi total mengerucut pada tuntutan untuk mengganti kepemimpinan Soeharto. Peristiwa penghilangan paksa yang dialami oleh aktivis-aktivis, terjadinya penculikan terhadap beberapa aktivis dianggap meresahkan stabilitas Negara, sehingga gerakan pro demokrasi pada tahun 1997 dan 1998 adalah sebuah peristiwa yang menjadi moment penting dalam arus gerakan pro demokrasi di Indonesia apalagi gerakan mahasiswa mengalami eskalasi setelah terjadi penembakan yang mengakibatkan tewasnya 4 orang mahasiswa Universitas Trisakti yang sedang berdemonstrasi, Puncak aksi mahasiswa terjadi pada bulan Mei 1998 dengan menduduki Gedung Parlemen selama 5 hari dan berakhir dengan turunnya Soeharto dari jabatan presiden setelah berkuasa selama 32 tahun dan berlanjut hingga isu Habibi yang menggantikan soeharto dianggap sebagai antek-anteknya soeharto yang tidak kunjung mengusut kasus korupsi Soeharto, ada dua indikasi yang kita lihat, bahwa apakah masa itu menjadi titik mulai membaiknya negara ini atau titik rusak nya negara ini.

     Mungkin masih banyak mahasiswa-mahasiswa saat ini yang belum mengetahui berapa besar gerakan yang dilakukan mahasiswa di masa itu, di mana mahasiswa di setiap daerahnya turun kejalan. Aparat Polisi, dan TNI menjadi lawan yang tangguh bagi mahasiswa, sehingga perlawan di masa itu terus berkesinambungan, sebenarnya saat ini kita dapat kembali melihat kejadian di masa itu melalui film dokumenter untuk mengenang para mahasiswa yang gugur akibat penembakan. Itulah mahasiswa di masa itu yang hingga saat ini pun ada beberapa kasus yang belum selesai, aktivis yang hilang pun tak kunjung kembali kepada keluarganya. Beberapa waktu belakangan ini tepatnya 13 Agustus 2012 refleksi melawan atau menolak lupa pun dilakukan oleh kalangan mahasiswa, memperingati hari orang hilang sedunia, yang di dasari menghilangnya 13 aktivis 14 tahun lalu.

     Sepertinya, sejarah terlanjur mempercayakan kepada pemuda dan mahasiswa untuk membuat perubahan.

     Perubahan yang pro rakyat, yang dapat mengendalikan sosial mewujudkan sila ke-tiga, kontrak atau perjanjian apa yang sudah di buat sebelumnya, yang pasti ketika seorang pemuda yang telah kuliah di perguruan tinggi, ialah wakil dari sekian banyak pemuda, pemuda tersebut menjadi mahasiswa yang memiliki pengetahuan lebih untuk dapat di abdikan kepada masyarakat, bangsa dan negara.

     Harus kita ketahui, benang merah perlawanan yang menjadi bentuk sebuah pergerakan dari mahasiswa, lahir dari kondisi yang dihadapi masyarakat yang sudah tidak sesuai lagi dengan cita-cita negara dan harapan masyarakat. Pada hubungan ini lah yang selalu menjadi nilai dan pola tindakan mahasiswa yang dibangun menjadi sebuah gergerakan. Ketika kita melihat lebih mendasar lagi, kepedulian, rasa memiliki dan tanggung jawablah yang mampu menjadikan mahasiswa semangat untuk memperjuangkan keseimbangan sosial. Pertanyaannya apakah pada saat seperti ini masih banyak yang memilikinya?

     Gerakan mahasiswa merespon berbagai situasi dan kondisi tersebut atas dasar kesadaran moral, tanggung jawab intelektual, pengabdian sosial dan kepedulian politik. Situasi Global sering menjadi faktor yang memicu dan mematangkan kekuatan aksi mahasiswa. Gerakan mahasiswa selalu muncul sebagai pelopor dari sebuah aksi perlawanan yang memicu dukungan serta aksi-aksi sejenis dari unsur-unsur sosial politik lain. Dalam eskalasi gerakan, kekuatan mahasiswa akhirnya harus beraliansi dengan unsur-unsur kekuatan lain hingga tujuan perjuangannya tercapai. Model gerakan mahasiswa - khususnya yang terorganisir dan radikal - umumnya diilhami atau dilandasi oleh suatu ideologi tertentu. Biasanya ideologi yang dianut adalah antitesa dari ideologi kemapanan yang dianut negara.

     Terjadinya eskalasi gerakan mahasiswa pada umumnya dimulai dari, tuntutan otonomi dan kebebasan mimbar kampus, sikap kritis terhadap kebijakan pembangunan, tuntutan dan tekanan terhadap pemerintahan yang korup dan otoriter, penggulingan rezim berkuasa, dan mendorong demokratisasi pada masa pemerintahan baru.

     Gerakan mahasiswa dalam arus perubahan sosial politik juga sering dilakukan, di mana peran elit (the rulling class) dan kelas menengah (middle class) amat signifikan dalam menggerakkan dan mengarahkan perubahan sosial. Kelompok-kelompok strategis dari kalangan birokrat, militer dan pedagang terbentuk dari kelas menengah, yang pada akhirnya menjadi cikal bakal terbentuknya elit (the rulling class) di sebuah negara bangsa. Sekilas mahasiswa sering terjebak pada kasus ini, di mana siklus yang terjadi berorientasi yang pada akhirnya berujung pada elit politik.

     Pemuda adalah kelompok usia produktif dalam tentang usia 18 – 35 tahun, yang memiliki potensi yang sama untuk mendapatkan SSE (Status Sosial Ekonomi) yang baik dan masuk kedalam kelas menengah, untuk melakukan Mobilitas Vertikal ke kelas menengah berbasis kompetensi, bukan patronase politik. Seharusnya gerakan mahasiswa adalah pressure Group bukan the rulling class. Positioning gerakan mahasiswa gerakan di negara sedang berkembang selalu mendapat tempat dan selalu ditunggu perannya karena:
Peran Sejarah dalam pembebasan dari penjajah, istem Politik yang belum mapan dalam mengakomodasi aspirasi publik, dan tingkat pendidikan masyarakat yang masih rendah, sehingga peran dan kontribusi gerakan mahasiswa sebagai Pressure Group adalah:
Menjaga vitalitas gerakan reformasi dengan selalu memantau dan mengkritisi setiap kebijakan publik yang diambil elit pemerintah, agar senantiasa berpihak pada kepentingan ummat, membangun iklim pendidikan politik yang kondusif di kampusnya, bagi regenerasi kepemimpinan sipil.

     Realitanya, masing-masing masa memiliki sejarah perjuangannya sendiri-sendiri. Pemuda, dan mahasiswa yang menjadi tonggak bangsa memiliki cara yang berbeda dalam perjuangannya. Jika perjuangan heroik menjadi pilihan pemuda membawa perubahan bangsa pada zaman dahulu, saat ini cara yang berbeda harus diterapkan. Walaupun pada kenyataannya, pada jaman sekarang, mahasiswa dapat dibedakan menjadi dua. Mahasiswa yang hanya mengejar keberhasilan di dunia kerja dan mahasiswa yang tidak hanya mengejar keberhasilan tetapi juga sebagai penyalur aspirasi. Segala keluhan masyarakat terhadap pemerintah dapat disalurkan melalui mahasiswa. Hanya segelintir mahasiswa yang mau menunaikan kewajiban ini.

     Dalam kondisi bangsa yang sudah menjadikan demokrasi sebagai asasnya, perjuangan dengan mengangkat senjata atau secara militan melawan pemerintah sudah tidak relevan. Tantangan tersebutlah yang harus dihadapi pemuda saat ini. Perjuangan pemuda harus lebih menekankan pada sisi intelektualitas.

     Luasnya ruang penyampaian pendapat, bisa dimanfaatkan pemuda untuk terus mengawal bangsanya agar tetap berjalan baik dan bersih. Pemuda sebagai agen perubahan merupakan pengontrol utama sekaligus kritikus bagi berjalannya pemerintahan. Sebagai corong perubahan, suara lantang menyuarakan keadilan dan kebenaran bisa dilakukan pemuda melalui tulisan atau seruan langsung kepada pemerintah melaui media yang ada seperti televisi, radio, ataupun media cetak. Walaupun suara dan tulisan masih belum menjadi hal yang diperhatikan untuk menjadi tuntutan yang harus dijadikan bahan pertimbangan dalam memperbaiki di tataran pemerintahan dan sosial negara ini, tetaplah aksi demonstrasi menjadi pilihan terakhir, eperti Aksi mahasiswa dibeberapa  daerah yang menolak yang menolak rencana kenaikan bahan bakar minyak pada akhir maret lalu Yang berhasil menggagalkan rencana  pemerintah kenaikan  harga BBM. Keberhasilan ini menunjukan bahwa mahasiswa masih tetap memiliki kekuatan utuk melawan praktik-praktik kekuasaan yang merugikan  kepentingan rakyat. Gerakan mahasiswa dalam melakukan perubahan efektif karena gerakan ini relatif murni dari gerakan politik. Dan tuntutan mahasiswa identik dengan perbaikan pada kebijakan pemerintah yang mengakibatkan penderitaan dan penelantaran kepentingan rakyat. Meskipun sikap mahasiswa diidentikkan juga dengan sikap apatis, individualistis, pragmatis dan ofortunis, publik masih yakin mahasiswa masih peduli dengan kondisi NTB dan bangsa ini. Karena itu public masih menaruh harapan kepada gerakan mahasiswa dan kendati gerakan ini cenderung mengendepankan sikap reaksioner ketimbang kemampuan intelektual dalam membaca kondisi yang objektif masyakat kita secara ilmiah.

     Menjawab tantangan globalisasi pun pemuda dan mahasiswa harus mampu menjawabnya. Kekritisan pemuda sangat dibutuhkan  untuk mendorong sebuah bangsa berintegrasi dalam kiprah internasional. Seperti yang di samapaikan Wakil Ketua MPR RI.H Lukman Hakim Saifudin, di gedung Pusat Bahasa dan Budaya Fakultas Dakwah IAIN Sumatera Utara, penyaringan dampak globalisasi hanya dapat di saring jika bangsa ini memelihara dan menumbuhkan empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara. Keempat pilar itu terdiri dari Pancasila, Undang-undang dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bineka Tunggal Ika yang di genggam erat oleh Garuda Indonesia. Misalnya dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Padasaat ini semua nya dapat di genggam dengan mudah melalui hp yang kita pegang di tangan masing-masing, yang tidak memiliki batas sama sekali.

     Kemudian, pemuda dan mahasiswa pun memiliki tanggung jawab besar dalam regenerasi bangsa. Keberlanjutan sebuah bangsa menjadi amanah besar yang harus dipersiapkan para pemudanya dengan matang. Baik secara fisik, mental, intelektualitas, maupun kepemimpinan menjadi syarat penting yang harus dipenuhi. Sebab sebuah perubahan sosial yang ideal dapat di mulai dari hal yang kecil, di mulai dari perbaikan diri individu yang berani, meliahat keintelektualan seorang mahasiswa dapat menentukan pola tindak nantinya, seperti sebuah kepercayaan yang kita pegang teguh saat ini, yang membuat kita masih patuh untuk melakukannya dalam keseharian kita, bayangkan saja jika wawasan pengetahuan kita yang sangat minim dari sejarah dan ilmu pengetahuan, pasti membuat kita sebagai orang yang sangat jarang mengambil pembelajaran sehingga dapat terjatuh pada lubang yang sama, seperti halnya seekor keledai.

     Degaradasi budaya dalam memperluas pengetahuan pada masiswa sudah sangat jelas, kita bisa lihat dari rutinitas mahasiswa yang lebih sering nongkrong di sebuah cafe menghabiskan waktu, hanya untuk bercerita dan menggosip, Harus diakui, arus modernisasi yang berjalan kuat dan pesat, membuat dinamika kemahasiswaan berjalan sangat dinamis dengan tingkat kebebasan berpikir yang sangat tinggi. Melalui disiplin keilmuan yang diterimanya serta jaringan pergaulan dan informasi yang mampu diaksesnya, menjadikan mahasiswa hidup dalam dunia kebebasan yang sangat lebar. Modernisasi telah benar-benar menggeser dan meruntuhkan segala pranata yang sudah mapan, termasuk pranata moral keagamaan dan sosial.

     Sudah sangat jarang kita melihat mahasiswa yang membaca buku, kalau ada pun itu hanya buku perkuliahan, kita juga jarang melihat sekelompok mahasiswa yang duduk di bawah pohon membentuk sebuah lingkaran untuk mendiskusikan sesuatu yang mereka lihat mereka dengar, baik dari sebuah berita, beristiwa maupun buku yang mereka baca. Hal ini sangat dekat hubungannya dalam menentukan mental dan intelektualitas, banyak mahasiswa kini yang tidak selesai dari kesiswaannya, saakan tidak siap dengan, peran dan aktivitas sebagai mahasiswa.

      Mental yang berani berbicara, dalam menghadapi oranga banyak, mengahadapi masalah, sebenarnya di tentukan dari intelektualitas, sebab seseoarang yang memiliki pengetahuan dan wawasan luas sangat tidak mungkin lagi bingung dalam menghadapi masalah, akan banyak solusi-solusi yang akan muncul untuk menghadapi suatu kondsi dan masalah yang dihadapi, apa lagi bisa kehabisan kata ketika menghadapi orang banyak.

     Sebenarnya tuntutan untuk memperluas ilmu pengetahuan sudah menjadi budaya Negara Indonesia dimana dalam sila ke empat yang berbunyi kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan permusyawaratan dan keadilan, negara ini memiliki dasar yang menjunjungtinggi budayah bermusyawarah, hal ini saat identik dengan berdiplomasi, kita bisa melihat Bung Hatta yang berusaha membuktikan kemerdekaan secara dejure kemerdekaan Negara Indonesia, dan Bung Hatta juga merumuskan Demokrasi Kita dalam bernegara, di mana dalam pemilihan seorang pemimpin negara ini bukan dengan sistem One Man One Vote, namun beliau menggagas sebuah konsep demokrasi versi Indonesia, dengan bermusyawarah memilih sosok pemimpin yang ideal, walaupun masih banyak pembenahan dalam konsepnya. Sangat disayangkan ide ini didiskusikan kembali oleh beberapa dosen Universitas Sumatera Utara, seperti bapak zaid Perdana dan Syafrizal Helmi, bukan kita yang dari kalangan mahasiswa, haruskah degradasi ini di pertahankan terus menerus?

     Degradasi yang terjadi hingga titik nadir saat ini, harus segera dibenahai, rekonstruksi kembali pondasi-pondasi keaktifan mahasiswa, menjadi penentu masa depan mahasiswa, agar sesuai dengan harapan bangsa. Membenahi degradasi saat ini belum bisa diatasi tanpa wadah atau instrumen untuk menempah mahasiswa-mahasiwa yang ideal sesuai harapan masyarakat, Mahasiswa yang diharapkan dapat memberikan kontribusi besar bagi penyelesaian permasalahan kompleks yang dialami oleh masyarakat umum. Mahasiswa yang merupakan agen perubahan adalah agen pemberi solusi.

        Tantangannya terletak pada sistem kampus itu sendiri walaupun tidak di seluruh Fakultas di USU, dimana tantangan yang sangat nyata itu dapat kita ketahui bersama, kurangnya dukungan dari fakultas dalam kegiatan-kegiatan mahasiswa, sulitnya birokrasi dalam yang harus dihadapi, saya juga kurang tahu pasti apakah itu bagian dari dinamika yang dibuat untuk membangun karakter dan mental yang baik, atau memang dengan sengaja di persulit, saya sendiri menyadari akan sulitnya untuk mendapat izin dari Fakultas. Seharusnya ada pemahaman yang sama dalam hal pencapaian cita-cita bersama antara Fakultas dengan organisasi mahasiswa dan UKM, agar pencapaian tridarma perguruan tinggi dapat diamalkan secara keseluruhan.

     Pendidikan adalah jembatan untuk menyalurkan kreatifitas, keilmuan, pengembangan kemampuan, dan juga penanaman budi pekerti bagi generasi yang akan memegang Negeri pada masa berikutnya. Lembaga pendidikan tentunya sudah mengupayakan hal ini. Kemudian mahasiswa memang harus benar benar memahami tujuannya sebagai mahasiswa, oleh karna itu untuk benar-benar ingin mencapai tujuan dan membentuk karakter dan kepribadian yang ideal, organisasi-organisasi pemuda seperti HMI, GMKI, GMNI, PMII, IRM, KAMMI, maupun berbagai unit kegiatan mahasiswa (UKM), dapat menjembataninya. Organisasi kampus maupun organisasi pemuda tersebut dapat menjadi wadah pembentukan karakteristik kepemimpinan dan mengasah kekritisan para pemuda. Dimana organisasi-organisasi tersebut mampu menciptakan mahasiswa  yang dapat meneruskan estafet kepemimpinan bangsa. Karna adanya wadah untuk melakukan penelitian dan pengembangan yang akan mencetak insan yang kreatif, inovatif, dan cemerlang. Sampai pada pengabdian masyarakat, itu akan menjadi tugas mulia untuk memberikan hal hal yang akan memberikan manfaat besar bagi khalayak. Kalau Tri Darma Perguruan Tinggi itu ditelaah, dipahami, dan dilaksanakan, jadilah mahasiswa yang benar- benar agen pemberi harapan. Harus kita sadarai pastilah 10 hingga 30 tahun kedepan yang akan memimpin negara ini adalah kita mahasiswa saat ini.

      Semua dapat dimulai dari hal-hal terkecil, dimulai dari gerakan-gerakan sosial yang membawa pesan-pesan moral dan kepedulian terhadap bumi, negara, budaya, yang nantinya mampu menjadi aktivitas sehari-hari, memberikan stimulus dalam merangsang keinginan memperluas pengetahuan, yang nantinya dapat menjadi bekal dalam menentukan sikap dan tindakan yang positif, pastinya didasari dari ideologi yang di bangun, sehingga menjadi landasan berfikir mencari solusi-solusi terbaik. Disini pula besar harapan akan diselenggarakannya Konggres Mahasiswa Sumatera Utara, dengan Ketua Panitia Oki Ferianda, mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi 2008 Universitas Sumatera Utara, dari konggres tersebut diharapkan dapat menjadi momentum pergerakan yang dapat mengembalikan khittah mahasiswa.

      Besarnya peranan pemuda dan mahasiswa dalam berbagai bidang, menjadikan kita sebagi pemuda dan mahasiswa harus siap dalam menghadapi tantangan tersebut. Untuk itu niat tulus membawa perubahan harus segera kita wujudkan dalam tindakan besar untuk membawa perubahan bangsa. Karna pemuda dan mahasiswa bukan korban dari perubahan zaman, namun kita pemuda dan mahasiswa adalah bagian dari penentu arah zaman dan peradaban. Bangkitlah pemuda dan mahasiswa Indonesia!