Metamorfosis

17.44 Krisna Savindo 0 Comments

        Metamorfosis adalah suatu proses perkembangan biologi yang melibatkan perubahan penampilan fisik dan/atau struktur setelah kelahiran atau penetasan. Perubahan fisik itu terjadi akibat pertumbuhan sel dan differensiasi sel yang secara radikal berbeda.Beberapa serangga, amfibi, mollusca, crustacea, echinodermata, dan tunicata mengalami proses metamorfosis, yang biasanya (tapi tidak selalu) disertai perubahan habitat atau kelakuan.
     Namun di sini bukan Metamorfosis atau perubahan-perubahan yang sama dengan ungkapan-ungkapan yang pernah ada di buku SD, SMP, SMA, dan buku-buku teori lainnya, 1 juni 1991 sekitar pukul 12.00 WIB lewat, hari Sabtu di mana sang matahari sedang menyongsong tegak lurus di atas kepala, kelahiran yang tertunda pun digantikan pada saat itu, panas terik yang perlahan-lahan membuat suhu ruangan bersalin ikut panas, namun tak sedikit pun letih dan kepanasan yang dirasakan, akibat suara jeritan bayi yang sulit di bedakan antara tangis dan tawanya, tak ada lagi kata-kata disiratkan.
     Adakah seorang bayi baru lahir ke bumi dapat langsung berfikir tentang tujuan dia dilahirkan, apakah jeritan mereka, jeritan ketakutan dengan hawa bumi yang penuh dengan rahasia ini, jikalau mereka dapat berfikir seprti itu, maka takakan ada aku di bumi ini,tanpa memori story yang begitu jelas perlahan ku tumbuh di lingkungan yang minim anak-anak seumur ku, tak banyak meminta, hanya menerima pemberian orang tua, hanya bisa patuh dengan apa yang di ingin kan kedua orang tua, kedua orang tua, melimpahkan do'a yang tak terbatas dan harapan-harapan yg berlimpah kepada ku, tanpa berfikir kesiapan setiap anak untuk menampung harapan-harapan dari orang tuuanya! itu lah orang tua yang tak pernah berharap keburuka terhadap anaknya, disaat semua orang membahas cinta, hanya merekalah yang memiliki cinta yang tulus, takakan ada gantinya.

      Didikan terus diterima, waktu terus berkurang tanpa mengetahui apa yang berkurang, maka proses-proses yang dilalui menjadikan guru yang sejati, tak pernah menegur, membatasi, menghukum, tak pernah mengingatkan akan kebenaran dan kesalahan, alam pelan-pelan memperkenalkan dirinya, satu persatu ku kenali, tanpa meninggalkan sentuhan, serapan, yang menjadi kelebihan dari masing-masing perkenalan, akar, pohon, daun, ranting, buah, bunga, mendominasi masa perkenalan, aku terus mencoba berdiri tegak, canggung, gugup, kulawan tanpa mengenal yang jadi penghalang. Disaat berdiri lurus, gerak salah satu anggota tubuh memaksa untuk menggapai sesuatu dengan ritme langkah yang terbatah-batah, jatuh, terhempas, sakitnya hanya dapat di ungkapkan dengan tangis, memapah diri dengan sanding tepian dinding triplek yang membatasi tempat tinggal dengan tetangga lain sangat membantu, untuk terus bangkit, sekali-kali  mencoba melepaskan bantuan, mencoba mengejar, tanpa memikirkan resiko apapun, hanya semangat, rasa iri, dan penasaran pada mereka yang sudah dapat melangkah dan berlari, yang membuat tetap mencoba bangkit terus menerus.

       Apa yang akan terjadi bila mulut tidak mempunyai gigi dan lidah? mungkin suara-suara masih akan tetap bisa terdengar, namun yang pasti suara-suaranya tidak akan pernah memiliki arti, makna, bahkan setiap suara yang berbunyipun tidak akan memiliki perbedaan, entah brapa banyak rahasia-rahasia sang Pencipta yang berda pada diri kita, karna lidah lah yang membuat setiap huruf mempunyai bunyi yang berbeda-beda, sehingga perbedanya dapat dijadikan menjadi makna dan bunyi baru. Tatkala lidah dibantu oleh gigi untuk menghasilkan benturan-benturan sehingga menjadi sesuatu yang penting. Kita sendiri dapat menyaksikan bagaimana orangtua lansia yang sudah tidak memiliki gigi lagi, sangat jelas perbedaannya dengan orang-orang yang masih memiliki gigi.
       Banyak orang mengatakan apabila seseorang anak cepat dapat berjalan, maka akan lambat untuk dapat berbicara dengan baik, begitu juga sebaliknya. Teori yang dibawa oleh nenek moyang kita tidak lah salah, dan belum tentu juga mutlak. Realita yang aku jalani, proses kelancaran berjalan lebih dahulu aku tamatkan seperti ada kursus belajar berjalan jadinya hahahahah. Untuk mengaktifkan fungsi-fungsi mulut dan lidah menjadi proses yang sangat lam untuk dapat bebicara denga baik, praktek yang coba membeopun tidak begitu efektif. Pengucapan huruf yang tidak sempurna, pengucapan kata yang selalu kekurangan huruf butuh waktu yang sangat lama untuk dapat mencapai kesempurnaan, samapai-sampai untuk memperbaiki penyubutan Ekhrrr.."R" menjadi Errr dibutuhkan waktu samapi Sekolah Dasar kelas 5 SD dalam mencapi kesempurnaan. Tidak dapat menjadi sesuatu kekurangan, karna masih banyak orang-orang yang bahkan sudah selesai dalam dunia pendidikanpun tidak mampu untik menyempurnakannya.
       Waktu tidak pernah sedetikpun akan bearani berhenti, waktu akan terus bergulir hingga tidak ada lagi siang dan malam. begitu juga dengan diriku, dengan kondisi menamatkan matakuliah pengantar dan teori berjalan kini Duniapun terasa begitu luas untuk seusiaku, untuk mengenal orang-orang yang tidak sedarah.


Previous : Kelahiran yang Tertunda