Patriotism in Time

10.29 Krisna Savindo 0 Comments

     Yang akan anda baca ini adalah sebuah review dari sebuah diskusi HmI FE USU, yang membahas tentang pentingnya Patriotisme di meliki, setiap anak bangsa. Tema ini juga ditentukan melatarbelakangi hari pahlawan Indonesia, yang dahulunya seluruh strata masyarakat ikut terjun dalam mempertahankan negara ini.

     Patriotisme ini bukanlah barasal dari bahasa indonesia, kata tersebut terbagi antara “Patriot” dan “isme” makna pada bahasa Indonesia sesuatu  yang berarti sifat kepahlawanan atau jiwa kepahlawanan. “Patriotism” dilihat dari bahasa Inggris, yang berarti sikap gagah berani, pantang menyerah dan rela berkorban demi bangsa dan negara. Patriotisme adalah sikap yang bersumber dari perasaan cinta tanah air seperti semangat kebangsaan atau nasionalisme, sehingga menimbulkan kerelaan berkorban untuk bangsa dan negaranya. Nasionalisme dapat juga diartikan sebagai paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan negara (nation) dengan mewujudkan suatu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia.

     Bertolak dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa nasionalisme adalah paham yang meletakkan kesetiaan tertinggi individu yang harus diberikankepada negara dan bangsanya, dengan maksud bahwa individu sebagai warga negara memiliki suatu sikap atau perbuatan untuk mencurahkan segala tenaga dan pikirannya demi kemajuan, kehormatan dan tegaknya kedaulatan negara dan bangsa.

     Patriotisme juga memiliki dua jenis tipe, yang pertama, Patriotisme Buta “Blind Patriotism” yaitu keterikatan kepada bangsa dan negara tanpa mengenal toleran terhadap kritik, seperti dalam ungkapan “right or wrong is my country”  yang maknanya benar atau salah, apapun yang dilakukan bangsa harus didukung sepenuhnya. Kedua Patriotisme Konstruktif “Constructive Patriotisme” yang maknanya adalah keterikatan kepada bangsa dan negara dengan tetap menjunjung tinggi toleran terhadap kritik, sehingga dapat membawa perubahan positif bagi kesejahteraan bersama.

     Bentuk perwujudan sikap patriotisme dapat dilaksanakan pada Masa Darurat seperti Perang, Sikap patriotism pada masa darurat  dapat diwujudkan dengan cara mengangkat senjata, ikut berperang secara fisik melawan penjajah, menjadi petugas dapur umum, petugas logistik, menolong yang terluka. Perwujudan di masa Damai seperti Pasca kemerdekaan, sikap patriotism pada masa damai dapat diwujudkan dengan cara menegakkan hokum dan kebenaran, memajukan pendidikan, memberantas kebodohan dan kemiskinan, meningkatkan kemampuan diri secara optimal, memelihara persaudaraan dan persatuan, dsb.

     Semangat kebangsaan “Nasionalisme dan Patriotisme” dapat diterapkan di lingkungan keluarga, Jiwa dan semangat patriotisme dapat ditanamkan dan dimulai di lingkungan keluarga, misalnya kita harus selalu berbuat baik kepada lingkungan kita untuk menjaga nama baik keluarga, meelstarikan ketenttraman  keluarga, emmbantu meringankan beban keluarga. Pada lingkungan sekolah  Berbagai macam tingkah laku atau kegiatan yang mengacu pada nilai kesopanan dan kebaikan, baik terhadap guru, karyawan maupun teman, mengikuti upacar dengan tertib. Menajdi anggota OSIS, menjaga nama baik sekolah, menjadi team olah raga, menghidnari tawuran pelajar, menjaga kebersihan dan ketertiban sekolah dan lain sebagainya. Untuk dalam lingkungan masyarakat dapat dilakukan dengan cara melalui sebuah Keteladanan, Pewarisan, Ketokohan, seperti ditumbuhkan dan dilaksanakan melalui menjaga keamanan lingkungan, menaikkan bendera di depan rumah pada hari besar nasional, membersihkan lignkungan, aktif dalam kegiatan desa dan ikut membela negara bila diperlukan.
Patriotisme pemuda Indonesia telah memiliki peranan penting dalam mengubah perjalanan sejarah bangsa. Mulai dari Sumpah Pemuda tahun 1928 hingga era reformasi 1998. Semuanya tak lepas dari peran pemuda pada saat itu. Semangat patriotisme generasi muda ini masih diperlukan kendati kemerdekaan Republik Indonesia telah memasuki usia yang ke 67 tahun

     Keberadaan pemuda memang penting bagi Bangsa Indonesia dalam rangka regenerasi serta upaya mewujudkan cita-cita bangsa. Untuk mencapai kondisi tersebut generasi muda Indonesia harus mempunyai jati diri yang sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa. Hal ini ditujukan supaya generasi muda tidak mudah terpengaruh oleh arus informasi global yang belum tentu bermanfaat dan sesuai dengan nilai-nilai luhur Bangsa Indonesia. Namun demikian, pada saat ini arus informasi global melalui media teknologi informasi diserap dan dicontoh secara ”mentah-mentah” oleh generasi muda Indonesia.

     Seharusnya para pemuda indonesia menerapkan prinsip Student Today, Leader Tomorrow. Maksudnya pemuda harus terus belajar meningkatkan kualitas dirinya, sehingga kelak dapat menjadi pemimpin yang baik. Karena Pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk jiwa patriotisme para generasi muda

     Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, gerakan mahasiswa seringkali menjadi cikal bakal perjuangan nasional, seperti yang tampak dalam lembaran sejarah bangsa, gerakan mahaiswa dalam sejarah di catat seperti 1980 Boedi Oetomo, 1928 Sumpah Pemuda, 1945  kelompok setudi, 1966  tumbangnya Rezim Orde Lama, 1947 Malari, 1978 Pemberlakuan Konsep NKK/BKK, 1990  dicabutnya konsep NKK/BKK, 1998 Reformasi Asyirwan Yunus; 2010.

PENERUNAN JIWA PATRIOTISME
     Banyak faktor yang mempengaruhi penurunan jiwa patriotisme pada kalangan generasi penerus bangsa Indonesia, diantaranya pengaruh globalisasi dan informasi, westernisasi budaya yang mengikis nilai-nilai budaya.

     Penyebab utama dari memudarnya semangat patriotisme dan kebangsaan dari generasi penerus bangsa terutama disebabkan contoh yang salah dan kurang mendidik yang diperlihatkan generasi tua atau kaum tua yang cenderung mementingkan kepentingan pribadi dan golongannya daripada mendahulukan kepentingan bangsa dan rakyat. Kaum tua juga tidak memberikan contoh sikap disiplin dan rasa tanggungjawab terhadap suatu apapun. Sehingga bentuk krisis dari figur teladan yang tidak lagi memberi contih ini, membuat para generasi muda malah kehilangan arah dan mencari jalannya masing-masing, yang pada akhirnya karakter anak bangsa dalam setiap generasi, menjadi followers yang tidak dapat memilah antara yang baik dan yang buruk.

KONDISI GENERASI MUDA INDONESIA HARI INI
     Sekarang ini generasi muda indonesia telah mengalami krisis kebangsaan. Hal itu dapat dibuktikan dengan banyaknya generasi muda yang saat ini telah berprilaku tidak sesuai dengan butir-butir pancasila. Sebagai contoh yaitu sekarang ini banyak generasi muda yang tidak bertaqwa kepada Tuhan YME. Kita lihat saja,sekarang ini banyak pemuda-pemudi muslim yang tidak memegang teguh agamanya dan syariah Islam.
Kemudian juga hari ini moral para pemuda bangsa indonesia juga dijajah melalui narkoba beredarnya video porno diinternet yang dapat diakses dengan mudah. Selain itu,model-model pakaian para generasi muda saat ini kebanyakan telah menyerupai bangsa barat yang dikenal modis dan meniru bangsa barat dan menghilangkan jati diri bangsa indonesia asli. 

    Seharusnya Mahasiswa sebagai pemuda yang memiliki tanggung jawab besar cikal bakal anak bangsa yang memiliki patriotisme. Keberlanjutan sebuah bangsa menjadi amanah besar yang harus dipersiapkan para pemudanya dengan matang. Baik secara fisik, mental, intelektualitas, maupun kepemimpinan menjadi syarat penting yang harus dipenuhi. Sebab oleh hal-hal tersebut patriotisme yang di miliki mahasiswa mampu memberi pencerahan dalam di pergunakan dalam hal memajukan bangsa. Bayangkan saja jika wawasan pengetahuan mahasiswa yang sangat minim dari sejarah dan ilmu pengetahuan, pasti membuat kita sebagai orang yang sangat jarang mengambil pembelajaran sehingga dapat terjatuh pada lubang yang sama, seperti halnya seekor keledai, sehingga potriotisme yang di miliki, tidak menjadi beda tipis dengan kekonyolan. dalam menjawab Modernisasi yang telah menggeser dan meruntuhkan segala pranata yang sudah mapan, termasuk pranata moral keagamaan dan sosial membutuhkan itu semua.

    Dari kasus-kasus fakta diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa Jati Diri Pemuda indonesia saat ini sedang mengelami krisis. Karena Ideologi Pancasila sebagai salah satu ciri khas bangsa Indonesia saja sudah tidak mereka laksanakan sebagai pribadi mereka.
LAKUKAN SEMANGAT PATRIOTISME MULAI DARI DIRI SENDIRI…
INDONESIA TERBENTUK KARENA PEMUDANYA MEMILKI SEMANGAT PATRIOTISME

0 komentar:

Normality of Human Life Part II

03.39 Krisna Savindo 0 Comments

    Begitu jelas di benak kita apa yang kita lalui, ada yang kita mengerti setiap aktfitas yang kita jalani, ada pula yang tidak dimengerti kita jalani seperti air mengalir, bagaikan kapal yang layarnya menyambut angin yang berhembus, tanpa nahkoda, membawa kapal kemana angin berhembus.

     Tibalah pada persimpangan di mana seseorang harus menentukan sikapnya. Kita menyadari sendiri, bahwa ada faktor-faktor pendukung atau faktor yang melatarbelakangi seseorang memilih jalan yang akan di tempuhnya. 


     Kondisi financial menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan untuk memilih jalan yang akan di tempuhnya, lemahnya financial pasti akan membawa seseorang untuk berhenti dalam melanjutkan study nya, dan memilih untuk bekerja yang nantinya akan dapat membantu financial keluarga dan untuk persiapan masa depan. Mengambil keputusan untuk langsung bekerja juga bisa berasal dari pemikiran, bahwa baginya tidak begitu penting untuk melanjutkan study, sehingga langsung bekerja menjadi pilihan prioritas. Bagi yang mencoba untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi, mereka membutuhkan financial yang cukup untuk dapat melanjutkan nya, ada yang habis-habisan mengeluarkan potensi financial nya, ada pula karena kecukupan membuat mereka dengan gampangnya dapat masuk ke perguruan tinggi yang mereka inginkan.

      Untuk masuk perguruan tinggi setiap orang pastilah tetap harus memilih, memilih perguruan tinggi, fakultas, dan jurusan tempat dia kelak akan menampung pengetahuan lebih. Untuk menentukan pilihannya dalam menentukan program study ada yang melihat kecendrungan yang di gemari dan dikuasainya, pada kondisi yang berbeda, ada juga kita jumpai mereka yang memilih akibat dorongan orang tua, dan ada pula yang masih bingung untuk memilih.

     Ada yang masuk ke Perguruan Tinggi Negri, ada pula  yang Swasta, walaupun berbeda, tetaplah pada akhirnya akan selesai mendapatkan gelar. Dalam proses yang  dijalani ketika menjadi mahasiswa juga beragam. Pada proses menjalani masa-masa mahasiswa ada yang benar-benar mengikuti apa yang dipesankan kedua orang tuanya, yang pasti pesan tersebut hanya Menyuruh kuliah, maka aktifitasnya hanya kuliah saja, yang mampu mengartikan lebih dalam dia akan juga rajin keperpustakaan, berbeda dengan yang hanya menyerap pesan bulat-bulat, dia hanya kuliah rumah kost, sekali-kali main kalau di ajak temannya.

      Kisah berbeda juga terjadi dengan mereka yang memilih untuk beraktifitas penuh dalam kampus dengan mengkuti UKM, dan organisasi. UKM pasti banyak macamnya, begitu juga dengan Organisasi, ada yang Internal kampus, dan ada yang Eksternal kampus, kedua jenisnya juga terbagi dengan berbagai macam jalan, tujuan dan Ideologi yang berbeda, biasanya mereka disebut sebagai Aktivis.


       Kisah-kisah lain juga muncul dikala, selain kuliah juga di jalani dengan aktifitas yang sangat sedikit dengan manfaat, pada umumnya mereka sering nongkrong, jalan-jalan kesana dan kemari, malam mereka mengikuti aktifitas gemerlap yang membuat senang, pacaran diluar batas norma-norma sosial dan agama, dan banyak kegiatan lainnya, ada yang tidak mampu mengontrol sehingga, memberikan pengaruh terhadap perkuliahan, dan ada pula yang mampu menjaga akademisnya sendiri, mereka sering disebut dengan mahasiswa Hedon dan Borjuis.


     Apapun pilihan mereka yang memilih jalan nya masing-masing tetaplah memiliki manfaat, namun ada yang sedikit ada juga yang banyak.  Begitu juga dengan keburukan. Bebas memilih jalan masing-masing, semuanya akan berdampak kedepan, dalam menuju masa depan.


         Ada yang harus kita ketahui, bentuk seperti apapun yang di pilih mereka, sudah menjadi bentuk pencarian jati diri, ada yang menemukan, ada yang terkatung, dan ada pula yang berada di tepi jurang yang tidak mereka sadari karena tengah di luar kesadaran, dengan hingar bingar kehidupan aktifitas mereka.


      Mereka mencari pintu-pintu menuju jalan yang sesuai dengan tujuan dan harapan, agar sarjana yang didamba-dambakan tetaplah dapat tercapai. Untuk mendapatkan proses yang tepat kita seharusnya menetapkan dengan bulat tujuan, cita-cita dan harapan agar dengan mudah kita mampu memilah-milah layaknya Aristoteles, seorang organisator yang teliti, memilah bagian yang sesuai dengan fungsi serta peran, agar jalan-jalan yang di tempuh bagian yang tepat dan sesuai dengan yang di cita-citakan. 


     Semuanya yang terjadi baik yang langsung kita alami, maupun tidak penuh dengan ketidak pastian, namun bukan berarti semua kebetulan, karena yang pasti adalah bagian dari tuhan, yang termanifestasikan dalam Fisika dan Norma seperti yang disampaikan pada coment Normality of Human I.


       Untuk memiliki kepastian, mampukah kita memanfaatkan Fisika dan Norma tersebut....?

0 komentar: