Jannah is The Human Village
Kampung Halaman Manusia...
Ada yang tau di mana...?
Ada yang tau di mana...?
Kampung Halaman sering diposisikan sebagai tempat kelahiran, ataupun kampung halaman juga dikondisikan dimana asal usul leluhurnya lahir, walaupun seseorang tersebut tidak dilahirkan di daerah yang sama dengan leluhurnya, banyak sebab muasabab alasan seseorang tersebut menyatakan bahwa asal muasalnya sebagai kampung halaman. Siapapun orangnya pasti memiliki kampung halaman. Sejatinya walau tidak seluruhnya kampung halaman selalu dianggap sebagai suatu tempat yang dirindukan, suatu tempat yang penuh dengan keterbatasan, tempat yang tidak banyak memenuhi hasrat seseorang, namun tetap mendatangkan hasrat untuk tetap dapat kembali suatu saat nanti.
Ada budaya yang unik di Negeri ini, Negeri Indonesia, budaya yang unik, yang menarik, budaya yang cukup membuat kita terheran jika menyimaknya yaitu budaya Mudik. Kata mudik cukup umum sebab banyak asal usul secara tata bahasa yang menjelaskan maknanya dikutip dari kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) online Definisi mudik adalah: (berlayar, pergi) ke udik (hulu sungai, pedalaman): dr Palembang (mudik)
sampai ke Sakayu; 2 cak pulang ke kampung halaman: seminggu menjelang
Lebaran sudah banyak orang yg (mudik); (mudik) menyongsong arus, hilir
menyongsong pasang, pb tt usaha yg mendapat rintangan dr kiri dan kanan
namun diteruskan juga; belum tentu hilir (mudik) nya, pb belum tentu
keputusan atau kesudahan suatu hal atau perkara; kokoh, baik dl soal yg
kecil-kecil maupun dl soal yg besar-besar; ke (mudik) tentu hulunya, ke
hilir tentu muaranya, pb suatu maksud atau niat hendaklah tentu wujud
atau tujuannya.
Selai dari KBBI ada juga dalam sosial masyarakat Betawi kata "mudik" yang berlawanan
dengan kata "milir". Bila mudik berarti pulang, maka milir berarti
pergi, pendapat lain mengungkapkan bahwa kaum urban di Sunda Kelapa ada
sejak abad pertengahan. Orang-orang dari luar Jawa mencari nafkah ke
tempat ini, menetap dan pulang kembali ke kampungnya saat hari raya Idul
Fitri tiba. Karena hal tersebut, kata "mudik" dalam istilah Betawi juga
mengartikan "menuju udik" (pulang kampung).
Kata mudik di daerah sumatera juga cukup sering digunakan dalam bahasa sehari, hari umumnya bagi orang Melayu, Minang, dan daerah-daerah serumpun sampai ke palembang, dalam sosial masyarakatnya seperti di Minang kerap terdengar ketika diucapkan Mudiak dan Ilia (Mudik dan Hilir) umumnya digunakan jika menyatakan akan pergi keluar dan kembali kedalam yang menyatakan untuk suatu daerah.
Ada pula pernyataan bahwa mudik sudah ada sejak zaman nenek
moyang, beberapa ahli menghubungkan tradisi mudik ada, karena masyarakat
Indonesia merupakan keturunan Melanesia yang berasal dari Yunan, Cina.
Sebuah kaum yang dikenal sebagai pengembara. Mereka menyebar ke berbagai
tempat untuk mencari sumber penghidupan. Pada bulan-bulan yang dianggap baik, mereka akan mengunjungi keluarga ke daerah asal. Biasanya mereka pulang untuk melakukan ritual kepercayaan
atau keagamaan. Pada masa kerajaan Majapahit, kegiatan mudik menjadi
tradisi yang dilakukan oleh keluarga kerajaan. Sejak masuknya Islam di Indonesia dan banyaknya penganut agama Islam di Negeri ini maka menjadi sebuah kepercayaan bahwa Bulan yang dianggap baik adalah bulan Ramadhan dan bulan Idhul Fitri sebagai hari besar bagi umat Islam.
Mudik juga dianggap memiliki asal kata dari istilah arab
untuk "badui" sebagai lawan kata "hadhory". Sehingga dengan sederhana
bisa diambil kesimpulan bahwa mudik, adalah kembali ke kampung halaman.
Mudik dari akar kata “ adhoo-a” yang berarti “ yang memberikan cahaya atau menerangi”, hal ni bisa dipahami dengan mudah, bahwa mereka para pemudik itu secara
khusus memberikan ‘cahaya’ atau menerangi kampung-kampung halaman
mereka. Beberapa hal yang tersampaikan tadi memposisikan pulang kekampung halaman dimana manusia sebagai makhluk sosial.
Kita sebagai makhluk sosial khususnya orang Indonesia juga punya kebiasaan Merantau, biasanya merantau diperuntukkan untuk mencari kehidupan yang lebih baik, jika diperantauan telah didapat kehidupan lebih baik, akan tiba kerinduan untuk pulang kekampung halaman. namun bukan bagi mereka yang menemukan kehidupan yang lebih baik saja yang akan didatangi rindu, mereka yang juga masih berjuang ditengah perjalanan juga akan merasakan. namun apa daya, bagi mereka yang belum mendapati kehidupan tersebut, akan segan untuk pulang, sebab malu untuk kembali tanpa ada yang akan dibawa ke kampung halaman.
Kita sebagai makhluk sosial khususnya orang Indonesia juga punya kebiasaan Merantau, biasanya merantau diperuntukkan untuk mencari kehidupan yang lebih baik, jika diperantauan telah didapat kehidupan lebih baik, akan tiba kerinduan untuk pulang kekampung halaman. namun bukan bagi mereka yang menemukan kehidupan yang lebih baik saja yang akan didatangi rindu, mereka yang juga masih berjuang ditengah perjalanan juga akan merasakan. namun apa daya, bagi mereka yang belum mendapati kehidupan tersebut, akan segan untuk pulang, sebab malu untuk kembali tanpa ada yang akan dibawa ke kampung halaman.
Namun bagaimana dengan kampung halaman manusia sebagai ciptaan, kampung halaman sebagai tempat manusia dilahirkan atau diciptakan? Manusia sebagai makhluk yang diciptakan oleh penciptanya, untuk beberapa kepercayaan meyakini bahwa manusia diciptakan di Jannah, tempat asal usul manusia diciptakan.
Begitu
pula lah Manusia sebagai ciptaan sang khalik yang tertinggi, Grand
produk utama dari penciptaan lainnya, yang diciptakan di Jannah, Adam
sebagai manusia pertama asal usul manusia telah dilepas untuk merantau
dan meninggalkan Jannah, kehidupan ini sebagai perantauan untuk menapaki
jejak-jejak pencarian kehidupan yang baik agar dapat di pertanggung
jawabkan kelak, sebagi modal kembali kekampung halaman yaitu Jannah.
Namun dalam pencarian kehidupan yang baik tidak sedikit manusia yang tersesat dalam perjalanan, simpang siur usaha dan upaya yang dicoba, ada yang terus berputar dipermasalahan yang sama, sehingga jika tidak dapat kehidupan yang baik itu, barangkali malu untuk pulang. Padahal sesuatu yang baik itu telah sangat dekat dengan manusia untuk saat ini sesuatu yang dijamin baik oleh sang pencipta, dan dari sang pencipta, hal ini dijelaskan pada surat An-Nahl ayat : 30
Artinya : "Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: "Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?" Mereka menjawab: "(Allah telah menurunkan) kebaikan". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa"
Sadarkah kita yang mana yang baik yang diturunkan oleh allah, sesuatu yang memang benar benar dari Allah? Jika kita mencoba kembali memperhatikan, jelas lah bahwa sanya sesuatu yang diturunkan allah adalah Al-Quran. Al-Quran telah menjadi suatu yang nyata dari Allah, Sesuatu yang memang diperuntukan untuk ciptaan-Nya manusia, yang diturunkan untuk dapat dipergunakan manusia sebagai pedoman cara hidup dimuka bumi, cara hidup yang baik diperantauan, sebab didalamnya telah diserukan sesuatu yang baik untuk dikerjakan, serta sesuatu yang buruk untuk ditinggalkan. Tujuan Allah menyerukan itu juga dijelaskan pada surat Yunus ayat : 25
Artinya : "Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam)"
Begitulah Allah menyayangi ciptaannya, Dia tidak melepaskan ciptaannya untuk hidup begitu saja tanpa memberikan petunjuk yang baik untuk hidup agar kelak dapat kembali ke Darus-Salam (Taman/Kampung-selamat/keselamatan) tempat bagi orang-orang yang baik hidupnya "patuh dengan apa yang diserukan Allah" sehingga kelak dapat kembali keasalnya yaitu Jannah sebaik-baik tempat menetap, seperti yang disampaikan pada surat Al-Furqan ayat : 76
Namun dalam pencarian kehidupan yang baik tidak sedikit manusia yang tersesat dalam perjalanan, simpang siur usaha dan upaya yang dicoba, ada yang terus berputar dipermasalahan yang sama, sehingga jika tidak dapat kehidupan yang baik itu, barangkali malu untuk pulang. Padahal sesuatu yang baik itu telah sangat dekat dengan manusia untuk saat ini sesuatu yang dijamin baik oleh sang pencipta, dan dari sang pencipta, hal ini dijelaskan pada surat An-Nahl ayat : 30
Artinya : "Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: "Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?" Mereka menjawab: "(Allah telah menurunkan) kebaikan". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa"
Sadarkah kita yang mana yang baik yang diturunkan oleh allah, sesuatu yang memang benar benar dari Allah? Jika kita mencoba kembali memperhatikan, jelas lah bahwa sanya sesuatu yang diturunkan allah adalah Al-Quran. Al-Quran telah menjadi suatu yang nyata dari Allah, Sesuatu yang memang diperuntukan untuk ciptaan-Nya manusia, yang diturunkan untuk dapat dipergunakan manusia sebagai pedoman cara hidup dimuka bumi, cara hidup yang baik diperantauan, sebab didalamnya telah diserukan sesuatu yang baik untuk dikerjakan, serta sesuatu yang buruk untuk ditinggalkan. Tujuan Allah menyerukan itu juga dijelaskan pada surat Yunus ayat : 25
Artinya : "Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam)"
Begitulah Allah menyayangi ciptaannya, Dia tidak melepaskan ciptaannya untuk hidup begitu saja tanpa memberikan petunjuk yang baik untuk hidup agar kelak dapat kembali ke Darus-Salam (Taman/Kampung-selamat/keselamatan) tempat bagi orang-orang yang baik hidupnya "patuh dengan apa yang diserukan Allah" sehingga kelak dapat kembali keasalnya yaitu Jannah sebaik-baik tempat menetap, seperti yang disampaikan pada surat Al-Furqan ayat : 76
Artinya : "Mereka kekal di dalamnya. Surga itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman".
Disanalah kampung halaman para manusia, tempat iya kembali dari perantauan mencari kehidupan untuk kelayakan dapat kembali ketempat asal muasalnya.
Ada sebuah kisah benar atau pun tidak, namun dapat kita ambil contoh dalam kisahnya, seorang yang sudah habis dirinya disiksa dineraka dipenuhinya azab atas kehidupannya, dan dapat iya untuk pulang dan hidup didalam Jannah, namun enggan iya masuk kedalam pintu Jannah tersebut, malu iya dengan dirinya dan kepada orang-orang didalamnya.
Semoga kita menjadi orang-orang yang hidup dengan petujuk Allah, dan yang dalam proses mempelajari petunjuk Allah. Semoga pula dipertemukan kelak di kampung halaman manusia, kampung halaman kita. Amin
Semoga momentum Lebaran ini dapat kita jadikan waktu untuk bersilaturahmi dengan keluarga, saudara, sahabat, handaitolan.
Disanalah kampung halaman para manusia, tempat iya kembali dari perantauan mencari kehidupan untuk kelayakan dapat kembali ketempat asal muasalnya.
Ada sebuah kisah benar atau pun tidak, namun dapat kita ambil contoh dalam kisahnya, seorang yang sudah habis dirinya disiksa dineraka dipenuhinya azab atas kehidupannya, dan dapat iya untuk pulang dan hidup didalam Jannah, namun enggan iya masuk kedalam pintu Jannah tersebut, malu iya dengan dirinya dan kepada orang-orang didalamnya.
Semoga kita menjadi orang-orang yang hidup dengan petujuk Allah, dan yang dalam proses mempelajari petunjuk Allah. Semoga pula dipertemukan kelak di kampung halaman manusia, kampung halaman kita. Amin
Semoga momentum Lebaran ini dapat kita jadikan waktu untuk bersilaturahmi dengan keluarga, saudara, sahabat, handaitolan.
Isi nya sangat bagus dan menarik, bermanfaat bagi pembaca.
BalasHapusAne follow blognya ya gan , kalau bisa sih follback balik XD ngarep ....
Keep posting ya gan ....