Normality of Human Life Part II
Begitu jelas di benak kita apa yang kita lalui, ada yang kita mengerti setiap aktfitas yang kita jalani, ada pula yang tidak dimengerti kita jalani seperti air mengalir, bagaikan kapal yang layarnya menyambut angin yang berhembus, tanpa nahkoda, membawa kapal kemana angin berhembus.
Tibalah pada persimpangan di mana seseorang harus menentukan sikapnya. Kita menyadari sendiri, bahwa ada faktor-faktor pendukung atau faktor yang melatarbelakangi seseorang memilih jalan yang akan di tempuhnya.
Kondisi financial menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan untuk memilih jalan yang akan di tempuhnya, lemahnya financial pasti akan membawa seseorang untuk berhenti dalam melanjutkan study nya, dan memilih untuk bekerja yang nantinya akan dapat membantu financial keluarga dan untuk persiapan masa depan. Mengambil keputusan untuk langsung bekerja juga bisa berasal dari pemikiran, bahwa baginya tidak begitu penting untuk melanjutkan study, sehingga langsung bekerja menjadi pilihan prioritas. Bagi yang mencoba untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi, mereka membutuhkan financial yang cukup untuk dapat melanjutkan nya, ada yang habis-habisan mengeluarkan potensi financial nya, ada pula karena kecukupan membuat mereka dengan gampangnya dapat masuk ke perguruan tinggi yang mereka inginkan.
Untuk masuk perguruan tinggi setiap orang pastilah tetap harus memilih, memilih perguruan tinggi, fakultas, dan jurusan tempat dia kelak akan menampung pengetahuan lebih. Untuk menentukan pilihannya dalam menentukan program study ada yang melihat kecendrungan yang di gemari dan dikuasainya, pada kondisi yang berbeda, ada juga kita jumpai mereka yang memilih akibat dorongan orang tua, dan ada pula yang masih bingung untuk memilih.
Ada yang masuk ke Perguruan Tinggi Negri, ada pula yang Swasta, walaupun berbeda, tetaplah pada akhirnya akan selesai mendapatkan gelar. Dalam proses yang dijalani ketika menjadi mahasiswa juga beragam. Pada proses menjalani masa-masa mahasiswa ada yang benar-benar mengikuti apa yang dipesankan kedua orang tuanya, yang pasti pesan tersebut hanya Menyuruh kuliah, maka aktifitasnya hanya kuliah saja, yang mampu mengartikan lebih dalam dia akan juga rajin keperpustakaan, berbeda dengan yang hanya menyerap pesan bulat-bulat, dia hanya kuliah rumah kost, sekali-kali main kalau di ajak temannya.
Kisah berbeda juga terjadi dengan mereka yang memilih untuk beraktifitas penuh dalam kampus dengan mengkuti UKM, dan organisasi. UKM pasti banyak macamnya, begitu juga dengan Organisasi, ada yang Internal kampus, dan ada yang Eksternal kampus, kedua jenisnya juga terbagi dengan berbagai macam jalan, tujuan dan Ideologi yang berbeda, biasanya mereka disebut sebagai Aktivis.
Kisah-kisah lain juga muncul dikala, selain kuliah juga di jalani dengan aktifitas yang sangat sedikit dengan manfaat, pada umumnya mereka sering nongkrong, jalan-jalan kesana dan kemari, malam mereka mengikuti aktifitas gemerlap yang membuat senang, pacaran diluar batas norma-norma sosial dan agama, dan banyak kegiatan lainnya, ada yang tidak mampu mengontrol sehingga, memberikan pengaruh terhadap perkuliahan, dan ada pula yang mampu menjaga akademisnya sendiri, mereka sering disebut dengan mahasiswa Hedon dan Borjuis.
Apapun pilihan mereka yang memilih jalan nya masing-masing tetaplah memiliki manfaat, namun ada yang sedikit ada juga yang banyak. Begitu juga dengan keburukan. Bebas memilih jalan masing-masing, semuanya akan berdampak kedepan, dalam menuju masa depan.
Ada yang harus kita ketahui, bentuk seperti apapun yang di pilih mereka, sudah menjadi bentuk pencarian jati diri, ada yang menemukan, ada yang terkatung, dan ada pula yang berada di tepi jurang yang tidak mereka sadari karena tengah di luar kesadaran, dengan hingar bingar kehidupan aktifitas mereka.
Mereka mencari pintu-pintu menuju jalan yang sesuai dengan tujuan dan harapan, agar sarjana yang didamba-dambakan tetaplah dapat tercapai. Untuk mendapatkan proses yang tepat kita seharusnya menetapkan dengan bulat tujuan, cita-cita dan harapan agar dengan mudah kita mampu memilah-milah layaknya Aristoteles, seorang organisator yang teliti, memilah bagian yang sesuai dengan fungsi serta peran, agar jalan-jalan yang di tempuh bagian yang tepat dan sesuai dengan yang di cita-citakan.
Semuanya yang terjadi baik yang langsung kita alami, maupun tidak penuh dengan ketidak pastian, namun bukan berarti semua kebetulan, karena yang pasti adalah bagian dari tuhan, yang termanifestasikan dalam Fisika dan Norma seperti yang disampaikan pada coment Normality of Human I.
Untuk memiliki kepastian, mampukah kita memanfaatkan Fisika dan Norma tersebut....?
Kisah berbeda juga terjadi dengan mereka yang memilih untuk beraktifitas penuh dalam kampus dengan mengkuti UKM, dan organisasi. UKM pasti banyak macamnya, begitu juga dengan Organisasi, ada yang Internal kampus, dan ada yang Eksternal kampus, kedua jenisnya juga terbagi dengan berbagai macam jalan, tujuan dan Ideologi yang berbeda, biasanya mereka disebut sebagai Aktivis.
Kisah-kisah lain juga muncul dikala, selain kuliah juga di jalani dengan aktifitas yang sangat sedikit dengan manfaat, pada umumnya mereka sering nongkrong, jalan-jalan kesana dan kemari, malam mereka mengikuti aktifitas gemerlap yang membuat senang, pacaran diluar batas norma-norma sosial dan agama, dan banyak kegiatan lainnya, ada yang tidak mampu mengontrol sehingga, memberikan pengaruh terhadap perkuliahan, dan ada pula yang mampu menjaga akademisnya sendiri, mereka sering disebut dengan mahasiswa Hedon dan Borjuis.
Apapun pilihan mereka yang memilih jalan nya masing-masing tetaplah memiliki manfaat, namun ada yang sedikit ada juga yang banyak. Begitu juga dengan keburukan. Bebas memilih jalan masing-masing, semuanya akan berdampak kedepan, dalam menuju masa depan.
Ada yang harus kita ketahui, bentuk seperti apapun yang di pilih mereka, sudah menjadi bentuk pencarian jati diri, ada yang menemukan, ada yang terkatung, dan ada pula yang berada di tepi jurang yang tidak mereka sadari karena tengah di luar kesadaran, dengan hingar bingar kehidupan aktifitas mereka.
Mereka mencari pintu-pintu menuju jalan yang sesuai dengan tujuan dan harapan, agar sarjana yang didamba-dambakan tetaplah dapat tercapai. Untuk mendapatkan proses yang tepat kita seharusnya menetapkan dengan bulat tujuan, cita-cita dan harapan agar dengan mudah kita mampu memilah-milah layaknya Aristoteles, seorang organisator yang teliti, memilah bagian yang sesuai dengan fungsi serta peran, agar jalan-jalan yang di tempuh bagian yang tepat dan sesuai dengan yang di cita-citakan.
Semuanya yang terjadi baik yang langsung kita alami, maupun tidak penuh dengan ketidak pastian, namun bukan berarti semua kebetulan, karena yang pasti adalah bagian dari tuhan, yang termanifestasikan dalam Fisika dan Norma seperti yang disampaikan pada coment Normality of Human I.
Untuk memiliki kepastian, mampukah kita memanfaatkan Fisika dan Norma tersebut....?
0 komentar: