Conviction for a Dream

13.58 Krisna Savindo 0 Comments

    Cita.cita, lebih lekat pada anak kecil, lebih kurang dimulai pada saat seorang anak berumur empat tahun sudah di perkenalkan dengan cita-cita, seringnya cita-cita diperkenalkan lewat kalimat tanya, kalau sudah besar mau jadi apa? Sangat sedikit yang memahamkan apa itu cita-cita.

    Hampir seluruhnya orangtua senang apa bila mendengar anaknya menyebutkan cita-cita mereka, tapi juga banyak orangtua yang lupa terhadap cita-cita anaknya saat anaknya berada pada fase perkembangan, lupa yang saya maksud adalah lupa untuk memberi stimulus terhadap cita-cita tersebut.

     Disisi lain juga banyak orang tua yang tidak lupa memberi stimulus terhadap hal tersebut, hal ini disebabkan pada saat anaknya kecil ditanyai mengenai cita-cita malah bingung untuk menjawab, bukan karena tidak mengerti mengenai yang dimaksud dengan cita-cita tersebut, namun benar-benar tidak tau, mau jadi apa saat besar nanti. 


     Begitulah aku, yang hingga memilih dan kuliah di jurusan Manajemen di suatu Universitas juga belum mengetahui mau jadi apa nantinya, padahal sku sudah besar. Minat dan bakat ku seluruhnya hampir setengah-setengah, tanpa ada bagian-bagian kongkrit satupun. Pertanyaan yang muncul, bagai mana nasib mereka kedepan yang tidak punya cita-cita?, termasuk nasib ku.

     Waktupun terus berjalan, sedikit demi sedikit terus berlalu, aku pun tidak begitu ingat semenjak kapan kata cita-cita  telah jarang ku dengar dan ku sebutkan, begitu juga dengan kata-kata mimpi yang mulai lebih sering kini ku dengar. Dengan kata-kata mimpi tersebut aku mulai menjadi lebih punya gambaran kedepan, hanya saja ada perbedaan antara cita-cita dan mimpi, yang mana cita-cita lebih mengarah pada suatu profesi.

     Saat SMA aku mulai mengenal yang namanya mimpi, dan juga sering ku dengar kalimat-kalimat teruslah bermimpi. Kalimat-kalimat tersebut bagi ku sebuah kalimat perintah yang selama ini hanya mampu kuwujudkan dalam fikiran ku, terlebih saat mendengar sebuah lagu Ost. dari sebuah film yang sanagat menginspirasi bagi ku, Dari mimpi-mimpi lah aku memulai semuanya. Pada saat aku mulai bermimpi, mimpi-mimpi itu tidak begitu jauh terbayangkan, yang saat itu aku hanya mampu bermimpi beberapa saat kedepan.

     Mimpi-mimpi jangka pendek yang ku miliki pada saat itu juga tidak begitu pasti dapat terwujud, penyebabnya adalah mimpi-mimpi itu ku gantungkan kepada orang banyak, yang menjadikan untuk mewujudkannya membutuhkan dukungan dari orang lain, yang mengakibatkan mimpi-mimpi itu menjadi rencana jangka panjang untuk dapat merealisasikannya, terlepas disisi aku yang tidak berusaha untuk mewujudkannya, namun disaat mimpi itu mulai pudar, saat itu pula mimpi tersebut datang dalam bentuk tawaran, disaat aku sudah tidak punya kepercayaan akan dapat menyatakan mimpi-mimpi tersebut. Dalam hal menghargai mimpi-mimpiku, tawaran tersebut ku terima setengah hati, pada akhirnya dengan keikhlasan, kini akau menikmati mimpi-mimpi tersebut.

     Cerita yang saya sampaikan beberapa paragraf di atas tadi hanya sebagai bentuk contoh pengalaman, selanjutnya saya akan kembali mencoba berteori yang sulit untuk menemukan pada buku-buku yang ada.

     Mimpi adalah sebuah kata kerja yang tidak nyata, ketika bermimpi maka yang bermimpi sedang melakukan pekerjaan mimpi tersebut. Bermimpi dapat dibagi menjadi dua jenis, pertama; Bermimpi dalam kondisi tidak sadar, baik terjadi dalam kondisi tidur, maupun dalam kondisi dibawah pengaruh alkohol. Kedua; Bermimpi dalam kondisi sadar, dimana dalam bermimpi dengan sadar membayangkan secara nalar akan suatu hal di masa depan.

     Sedikit menegaskan walaupun bermimpi dalam kondisi sadar ada hal-hal yang tidak boleh engkau mimpikan misalnya bermimpi ingin menjadi Power Ranger, atau Satria Baja Hitam, kalau hal ini anda bisa dikatakan lagi ngimpi, heheheh...

    Yang akan dibahas selanjutnya adalah jenis bermimpi kedua, Bermimpi dalam kondisi sadar. Point penting dalam Bermimpi jenis ini adalah gratis, ingat bermimpi itu Gratis, jadi bermimpilah sesuka mu, tidaka akan ada orang yang melarang, dan tidak akan dikenakan pajak oleh pemerintah.

    Dalam Bentuk proses bermimpi jenis pertama dengan jenis kedua, dibedakan dalam bentuk tahapan yang terjadi, jenis bermimpi pertama terjadi itu berasal dari alam bawah sadar, yang tak jelas sebab akibat hal itu berasal dan muncul disaat anda tidur dengan lelap. Untuk jenis yang kedua terjadi berasal dari informasi melalui penglihatan dan pendengaran yang di proses dengan nalar melalui fikiran, saat proses itu berlangsung tanpa kita sadari perlahan tapi pasti semuanya akan masuk ke alam bawah sadar kita, maka jadilah dia sebuah mimpi.

    Lalu apa yang terjadi?, mimpi-mimpi anda yang sudah tersimpan dalam alam bawah sadar, akan muncul melalui sikap dan tindakan, yang mengantarkan anda untuk mewujudkanya.

    Jadi mulai hari ini cobalah bermimpi sebaik mungkin, baik untuk sebulan kedepan, setahun akan datang, dan jauh ke masa depan anda.

    Dalam sikap dan tindakan yg muncul, baik sadar atau tidak, juga tidak semudah dan semulus melintasi jalan tol, banyak medan yang harus di tempuh, dan banyak masalah yang harus dipecahkan, ada suatu hal yang mampu mengatasi semua hal-hal yang akan muncul nantinya, semua keinginan yang diwujudkan dalam mimpi-mimpi kita, butuh bahan bakar untuk dapat memacu mimpi tersebut terwujud, yang paling penting adalah sebuah keyakinan, yaitu keyakinan diri untuk mampu mewujudkannya, sebagai penentu, yang akan berubah menjadi semangat perjuangan tak berujung, yang tidak akan berhenti hingga anda mampu mencapainya.

    Begitulah sebuah mimpi yang membutuhkan keyakinan, anda yakin bisa, maka anda akan mampu mewujudkannya.

Yakin Usaha Sampai...!

0 komentar: