Advantages and Weaknesses in the Media Intellectual Childbirth

22.48 Krisna Savindo 0 Comments

     Arti penting dan pengaruh internet hanya dapat dinilai dalam konteks riwayat intelektual yang lebih utuh. Seiring dengan sifat revolusionernya, sebaiknya internet dipahami sebagai yang terkini dalam rangkaian panjang peralatan yang membantu membentuk pikiran manausia.


     Pertanyaan penting yang muncul adalah, apa yang bisa di samapaikan sains kepada kita mengenai dampak nyata penggunaan internet terhadap cara kerja otak kita? Pertanyaan ini menjadi subjek banyak penelitian pada tahun-tahun mendatang. Puluhan penelitian yang dilakukan oleh para  pisikolog, pakar neurobiologi, pendidikan dan desainer web mengarah pada kesimpulan yang sama : ketika kita online, kita memasuki sebuah lingkunga yang mendorong pembacaan sepintas, pemikiran terburu-buru dan terganggu, dan pembelajaran yang superfisial. Berpikir secara mendalam ketika berselancar di internet, sama halnya dengan kita brpikir dangkal ketika membaca buku, namun itu bukan jenis pemikiran yang didorong dan diharapkan oleh teknologi.

    Ketika internet diketahui mampu berdampak pada kelunturan otak, mungkin saja akan muncul pemikiran untuk menciptakan sarana yang akan menyambung kembali sirkuit-sirkuit mental secepat dan secermat mungkin, mungki akan menghasilkan sesuatu yg akan bekerja mirip dengan internet. Internet bukan saja di gunakan secara berkala, tapi juga digunaklan secara obsesif.

    Perlu disadari bahawa internet memberikan rangsangan secara indrawi dan kognitif, itulah rangsangan repetitif, intensif, interaktif, adiktif yang memberi dampak yang cepat dan kuat pada fungsi otak. Internet juga merupakan teknologi pengubah pikiran paling ampuh yang di gunakan secara umum setelah keberadaan buku.

    Aktifitas yang kita lakukan selama menggunakan internet, dan juga mengulangi aktifitas tersebut berulang kali dengan kecepatan yang tinggi, termasuk menggeser mouse, cursor, menekan tombol, bahkan mendengar suara-suara yg keluar dari proses-proses yang dilakukan dan lainnya, melibatkan seluruh indra untuk berperan, kecuali indra pembau dan perasa.

     Sifat-sifat interaktif dalam aktifitas berinternet mengubah kita menjadi kelinci percobaan yang terus-menerus menekan tuas untuk mendapatkan butir-butir kecil gizi sosial atau intelektual.
Internet juga mengarahkan perhatian kita dengan kegigihan yang lebih besar, dibandingkan dengan televisi, atau koran pagi. Seperti aktivitas menyimak dengan rutin hal-hal terbaru dari sebuah website atau blog, menunggu dan mengecek email berulang kali,  dan banyak lagi contohnya. Dunia nyata malah tenggelam ketika kita memproses simbol-simbol dan rangsangan yang datang melalui perangkat kita.

     Sifat interaktif  Internet juga memperkuat efek ketakuta akan ketidak eksisan di lingkunga yang ada, dengan sikap mengaktifkan diri, lewat membalas koment, email, melakukan komunikasi .
Kemudian dapat di katakan para pengguna internet melibatakan banyak paradoks, yang menjadi pengaruh jangka panjang di sebabkan oleh kefokusan terhadap internet lewat ajakan perhatian terhadap monitor, gambar dan lainnya, yang ada pada internet, namun pada sisi lain para pengguna merasa terganggu dengan pengiriman pesan dan tumpang tindih dengan amat cepat.

     Internet juga memanjakan kita terhadap haus akan informasi yang berharap dibanjiri dengan banyak informasi. Internet  juga menawarkan selingan yang banyak di dalamnya, yang dalam suatu sisi selingan ini memiliki manfaat yang baik, sebab dalam sebuah pengalaman dalam disaat seseorang fokus dan masuk dalam sebuah masalah malah membuat orang tersebut terpengkap di dalamnya. Akan tetapi dengan kita tidak terfokus dalam hal membiarkan masalah tersebut, maka akan membuatkita dengan baik menghasilkan ide atau penyelesaiyan dengan perspektif baru, dan membangkitkan kreatifitas. Dalam sebuah penelitian oleh Ap Dijksterhuis, seorang Psikolog Belanda, menunjukan bahwa pengalihan perhatian terhadap waktu pemikiran bawah sadar untuk menangani suatu permasalahan, untuk memberi suatu informasi dan proses kognitif bagi keleluasan sadar. Biasanya kita akan mengambil keputusan  yang lebih baik.

     Penelitian lain, menemukan sebuah penjelasan mengenai perbedaan membaca halaman web dan membaca buku. Perbedaannya terletak pada pola aktivitas otak, secara singkat jika membaca buku aktivitas otak lebih dominan menggunakan bagian yang di asosiasikan pada bagian bahasa, memori, dan pemrosesan visual, tapi dalam membaca buku tidak banyak aktivitas di wilayah prafrontal yang di asosiasikan dengan pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah.  Sebaliknya bagi para pengguna internet justru mengfungsikan secara keseluruahan, dan hal tersebut dapat membantu pikiran-pikiran orang tua lebih tajam.bahkan penelusuran yg dilakukan sama halnya melatih otak seperti mengerjakan teka teki silang. Juga selain hali ini, para pengguna internet membuat aktivitas dalam pengambilan keputusan lebih banyak, yang mana seseorang berhenti dalam hitungan detik untuk mempertimbangkan atau memutuskan pengklikkan suatu link atau tidak.

     Internet nenberikan kita akses instan ke perpustakaan informasi yg baru dalam hal ukuran dan ruang lingkupnya, serta membuat kita mudah mencari-cari di perpustakaan itu untuk menemukan, kalaupun tidak sama persis dengan apa yang kita cari, sekurang-kurangnya sesuatu yang cukup memadai untuk kepentingan sesaat kita. Yang berkurang pada dalam internet adalah jenis kebutuhan primer Jhonson : kemampuan untuk menegetahui, secara mendalam, sebuah subjek untuk kita sendiri, untuk membangun dalam pikiran kita sendiri kemampuan koneksi yang kaya dan aneh untuk melahirkan suatu kecerdasan tunggal.

From : The Shallows-Nicholas Carr

0 komentar: